My World

My World

Senin, 23 September 2013

Selasa, 18 Desember 2012

PROPOSAL METODOLOGI PENELITIAN



BAB  I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Sekarang ini bahasa Arab masih dianggap sebagai bagian dari "Pendidikan Agama". Perekrutan para pengajarnya pun sering tumpang tindih. Seorang lulusan Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam, tidak sedikit yang diberi tugas untuk mengajar bahasa Arab. Sebaliknya, seorang lulusan Fakultas Adab Jurusan Sastera Arab juga tidak sedikit yang diberi tugas untuk mengajar pengetahuan agama Islam. Itulah sebabnya dalam beberapa LHBS (raport) kita dapatkan bahasa Arab diletakkan satu kelompok dengan mata-mata pelajaran di bawah bagian "Pendidikan Agama". Dengan adanya persepsi seperti ini, yaitu anggapan bahwa bahasa Arab merupakan bagian dari pendidikan agama, di samping latar belakang pengajarnya yang berbeda-beda, tak diherankan jika hasil pembelajaran bahasa Arab di Indonesia masih jauh dari apa yang diharapkan.
Dalam Kurikulum 2004 dan 2006 disebutkan bahwa salah satu karakteristik mata pelajaran bahasa Arab adalah bahwa bahasa Arab mempunyai dua fungsi, yakni sebagai alat komunikasi antara manusia dan sebagai bahasa agama Islam. Tetapi kenyataan di sekolah-sekolah atau di madrasah-madrasah pada umumnya lebih menitik beratkan pada fungsi kedua, yaitu sebagai bahasa agama Islam. Pembelajaran bahasa Arab sebagai bahasa asing keberhasilannya tidak sekadar bertumpu pada kurikulum, tetapi juga kepada model dan metode pembelajarannya, selain faktor yang terpenting adalah pengajarnya itu sendiri.[1]
Sebagaimana yang telah menjadi keyakinan dalam diri kita adalah bahwasanya jalan yang memberi kita jaminan keselamatan dan kenikmatan Islam adalah satu dan tidak berbilang-bilang, yaitu mengilmui dan mengamalkan ajaran al-Kitab (Alquran – efhape) dan as-Sunnah sesuai dengan yang diajarkan Rosululloh dan dipahami oleh para sahabatnya. Dalam hadits riwayat Imam Muslim disebutkan :
 “Aku tinggalkan sesuatu bersama kalian, jika kamu berpegang teguh padanya, kalian tidak akan tersesat selama-lamanya, yaitu Kitabullah dan Sunnahku”.
Dan Allah telah menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa Al-Quran karena bahasa Arab adalah bahasa terbaik yang pernah ada sebagaimana firman Allah:
Sesungguhnya Kami telah jadikan Al-Quran dalam bahasa Arab supaya kalian memikirkannya.” [Yusuf: 2]
Oleh karena itu tidak perlu diragukan lagi, memang sudah seharusnya bagi seorang muslim mencintai bahasa Arab dan berusaha menguasainya. Hal ini ditegaskan oleh firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
Dan sesunggunhya Al-Quran ini benar-benar diturunkan oleh Pencipta Semesta Alam, dia dibawa turun oleh A-Ruh Al-Amin (jibril) ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan, dengan bahasa Arab yang jelas.” [Asy-Syu’aro: 192-195]
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata :
“Sesungguhnya ketika Allah menurunkan kitab-Nya dan menjadikan Rosul-Nya sebagai penyampai risalah (al-Kitab) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) serta menjadikan generasi awal agama ini berkomunikasi dengan bahasa Arab, maka tidak ada jalan lain dalam memahami dan mengetahui ajaran Islam kecuali dengan bahasa Arab. Oleh karena itu memahami bahasa Arab merupakan bagian dari agama. Keterbiasaan berkomunikasi dengan bahasa Arab mempermudah kaum muslimin memahami agama Allah dan menegakkan syiar-syiar agama ini, serta memudahkan dalam mencontoh generasi awal dari kaum Muhajirin dan Anshor dalam keseluruhan perkara mereka.”  (Iqtidho Shirotil Mustaqim: 162).[2]
Bahasa Arab memang sebuah bahasa yang istimewa. Sehingga Allah SWT berkenan berbicara kepada umat manusia dengan bahasa Arab lewat Al-Quran Al-Karim. Padahal Al-Quran itu bukan hanya ditujukan kepada bangsa Arab saja, melainkan untuk seluruh umat manusia sepanjang zaman. Allah SWT bukan tidak tahu bahwa manusia itu memiliki ribuan jenis bahasa yang saling berbeda. Namun Dia telah menetapkan bahwa hanya ada satu bahasa yang digunakannya untuk memberik petunjuk buat milyaran umat manusia, yaitu bahasa Arab.
Kemudian Allah SWT pun telah menetapkan bahwa cara manusia berkomunikasi dengan-Nya lewat ibadah shalat pun dengan menggunakan bahasa Arab. Shalat itu menjadi tidak sah ketika tidak menggunakan bahasa Arab, meski bukan berarti Allah SWT tidak mengerti bahasa Arab itu. Namun sengaja Allah SWT menetapkan bahwa shalat kepada-Nya hanya boleh menggunakan bahasa Arab saja.
Bila suatu umat muslimin di muka bumi ini tidak bisa bahasa Arab, artinya mereka pasti tidak paham tiap ayat Al-Quran, tidak paham hadits nabi, tidak mengerti apa yang mereka baca dalam zikir, shalat dan doa. Tidak mengerti syariah Islam dan ajaran-ajarannya secara mendetail. Kecuali bila diterjemahkan terlebih dahulu dan dijelaskan satu persatu. Dan metode penerjemahan begini tentu saja sangat terbatas keberhasilannya, terlalu lemah dan justru sangat menghambat. Itulah sebabnya kita sebagai umat Islam harus mampu berbahasa arab sehingga mempermudah kita memahami Al-Quran.
Apalagi dalam sebuah pendidikan anak sekolah dasar yang kemampuannya sangat minim jika tidak terus oleh seorang guru mengajari Bahasa Arab dengan detail sampai anak tersebut mampu menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari. Agar mereka lebih mudah memahami makna Al-Quran secara lebih dalam, sehingga dapat membentuk pribadi yang soleh dan solehah. Banyak zaman sekarang seorang anak yang sudah terpengaruh pergaulannya dengan dunia barat yang membawa mereka pada pola pikir yang realistis dan hanya mengutamakan kesenangan dunia belaka. Hal ini harus diwaspadai, sebab secara tidak langsung membuat mereka tidak ingin mengenal agamanya secara lebih mendalam. Al-Quran lah pedoman yang baik dan satu-satunya petunjuk yang lurus untuk kehidupan umat manusia.
B. Identifikasi Masalah
Merujuk pada Latar belakang masalah di atas, maka dapat di identifikasi beberapa masalah yang berkaitan dengan latar belakang diatas sebagai berikut :
  1. Rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap Mata Pelajaran Bahasa Arab?
  2. Apakah dengan kemampuan Bahasa Arab dapat memudahkan siswa menerjemahkan Al-Qur’an?
  3. Apakah terdapat hubungan antara kemampuan Bahasa Arab dengan kemampuan membaca Al-Qur’an di MI An-Najiyah Pondok Karya Tangerang Selatan?
C. Pembatasan Masalah
Karena keterbatsan dari segi waktu, kesempatan kemampuan peneliti dan luasnya cakupan masalah, maka penelitian ini akan dibatasi hanya membahas tentang hubungan kemampuan Bahasa Arab dengan kemampuan membaca Al-Quran. Yang dimaksud membaca disini adalah mengerti arti terjemahan ayat-ayat Al-Quran pada anak usia  Sekolah Dasar  di MI An-Najiyah Pondok Karya dengan fokus penelitian pada siswa kelas VI tahun ajaran 2010 - 2011.


D. Rumusan Masalah
Berdasarkan Identifikasi masalah dan pembatasan masalah diatas, maka penulis  merumuskan permasalahannya dalam penelitian diatas sebagai berikut:
  1. Bagaimana kemampuan Bahasa Arab siswa?
  2. Bagaimana kemampuan membaca Al-Quran siswa?
  3. Apakah terdapat hubungan antara kemampuan Bahasa Arab siswa dengan kemampuan membaca Al-Quran di MI An-Najiyah Pondok Karya Tangerang Selatan?
E. Tujuan Umum
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data atau informasi guna diolah dan digunakan untuk mengetahui hubungan antara kemampuan Bahasa Arab siswa dengan kemampuan membaca Al-Quran di MI An-Najiyah Pondok Karya Tangerang Selatan. Seta untuk mengetahui bagaimanakah hasil belajar siswa yang memiliki kecerdasan berbahasa Arab dengan yang tidak.
F. Manfaat Penelitian
Dengan diketahuinya tujuan umum penelitian seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, maka penulis mengharapkan penelitian ini berguna bagi Guru, Siswa dan orangtua. Adapun manfaat penelitian ini dapat peneliti rangkum kedalalam 2 bagian yaitu:
a. Manfaat Praktis
Memberikan sumbangan pemikiran dalam rangka pengembangan ilmu pendidikan terutama dikaitkan dengan hal-hal yang mempengaruhi keberhasilan belajar anak.
 Hasil penelitian dapat digunakan sebagai sumbangan pemikiran dalam rangka penyempurnaan konsep maupun implementasi praktik pendidikan sebagai upaya yang strategis dalam pengembangan berbahasa Arab siswa.
b.  Manfaat Teoritis
Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan yang bermanfaat bagi guru PAI sebagai bahan evaluasi sekaligus sebagai masukan dalam meningkatkan kegiatan proses pembelajaran Bahasa Arab yang dapat mempengaruhi secara positif terhadap pemahaman siswa dalam membaca dan mengerti arti dalam Al-Quran.















BAB II
PENGAKAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teori
     1. Kemampuan Membaca Al-Quran
a. Pengertian Kemampuan
Kata kemampuan berasal dari kata mampu. Mampu mempunyai 2 arti yaitu :
1.      Kuasa (bisa, sanggup) melakukan sesuatu, dapat.
2.      Berada, kaya, mempunyai harta berlebih.
Sedangkan kata kemampuan setelah mendapat awalan ke- dan akhiran –an, mempunyai 2 arti yaitu :
1.      Kesanggupan, kecakapan, kekuatan.
2.      Kekayaan.[3]
b. Hakikat Al-Quran
Dari segi bahasa, Qur’an berasal dari qara’a, yang berarti menghimpun dan menyatukan. Sedangkan Qira’ah berarti menghimpun huruf-huruf dan kata-kata yang satu dengan yang lainnya dengan susunan yang rapih. (Al-Qattan, 1995: 20). Mengenai hal ini, Allah berfirman dalam QS. Al Qiyamah (75) ayat 17-18:
“Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu)dan (membuatmu pandai) membacanya. (Al Qiyamah: 17) 
“Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu”. (Al Qiyamah: 18)
Adapun definisi Al-Quran ialah “Kalam Allah SWT yang merupakan mukjizat yang diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi Muhammad SAW dan yang ditulis di mushaf dan diriwayatkan dengan mutawatir serta membacanya adalah ibadah”.[4]
Al-Quran adalah kalam Allah SWT yang merupakan mukjizat yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai petunjuk untuk kebahagiaan manusia di dunia dan di akhirat dan membacanya adalah ibadah.[5] Begitu luar biasanya Al-Quran yang merupakan mukjizat Nabi Muhammad mengandung beberapa hukum. Hukum yang terkandung dalam Al-Quran dibedakan menjadi dua yaitu hukum ibadah seperti shalat, zakat, puasa, haji dan nazar.[6] hukum muamalah menurut Abdul Al-Wahab Khalaf mencakup hukum keluarga, kebndaan, jinayah, lembaga peradilan, perundang-undangan, negara, ekonomi dan lain sebagainya.
Dalam hubungannya dengan hukum Islam, Al-Quran memang diturunkan dalam bahasa Arab, namun Al-Quran memberikan hukum yang sama bagi seluruh umat manusia, sehingga bangsa Arab tidak lebih utama atas bangsa ‘ajam (non Arab) kecuali dengan taqwanya.[7]

Membaca Al-Quran itu terbagi dua:
Pertama, Membaca secara makna, yaitu membenarkan semua yang dikabarkan di dalamnya dan menunaikan semua perintah yang terkandung di dalamnya.
Kedua, Membaca secara lafazh, dan nash tentang keutamaan membaca Al-Quran baik membacanya secara keseluruhan, sebagian suratnya atau sebagian Ayatnya.[8]
c. Manfaat membaca Al-Quran
Ada banyak manfaat dan faedah seseorang yang gemar membaca Al-Qur'an. Bacaan ayat suci Al-Qur'an tersebut akan berimbas terhadap diri orang yang membaca. Berikut ini beberapa pengaruh positif dan manfaat yang akan diperoleh oleh orang yang rajin membaca ayat suci Al-Qur'an:
1.  Menumbuhkan Ketenangang Jiwa
Orang-orang yang rajin membaca ayat-ayat Al-Qur'an maupun rajin dan rutin mendengarkan lantunan bacaan ayat suci Al-Qur'an akan memunculkan ketenangan dalam jiwa dan batinnya. Terlebih jika dibarengi dengan pemahaman dan pengetahuan terhadap arti bacaan yang sedang dibaca. Al-Qur'an menghibur jiwa-jiwa manusia yang gundah dan penuh masalah.
Lantunan tiap ayatnya menjadi obat dan penawar bagi jiwa yang gersang dan tidak tentram. Jika Anda sedang dibalut banyak persoalan hidup, maka Al-Qur'an adalah obatnya. Berwudhu dan bacalah ayat-ayat Al-Qur'an. Bacaan ayat suci Al-Qur'an akan menjadi embun penyejuk kegelisahan hati Anda. Jiwa yang gundah akan menjadi tenang, perasaan takut dan khawatir akan berubah menjadi tentram dan yakin akan segala keputusan yang terbaik yang diberikan Allah.
2.  Berbuah Pahala
Ini merupakan manfaat jelas yang akan didapat seseorang yang rajin membaca bacaan ayat suci Al-Qur'an, maupun mereka yang hanya mendengarkan saja. Hanya mendengarkan saja dapat pahala, terlebih membacanya sendiri. Pahala yang diperoleh seseorang dalam membaca ayat-ayat Al-Quran sangat tergantung pada kualitas bacaan orang tersebut. Seseorang yang mampu membaca dengan baik dan benar, pasti mendapat imbalan pahala yang lebih baik dari pada mereka yang membaca tertatih-tatih. Hal ini merupakan bentuk
3.  Obat Penyakit
Al-Qur'an adalah obat dari penyakit fisik. Prinsip terapi ruqiyah yang Anda kenal saat ini merupakan bentuk pemanfaatan ayat-ayat suci Al-Qur'an untuk terapi kesehatan. Namun yang harus diperhatikan bahwa penyembuhan bukan terletak pada bacaan ayat suci Al-Qur'an, melainkan keyakinan tetaplah pada Allah semata. Bacaan ayat suci Al-Qur'an yang digunakan harus jelas, baik bunyi maupun bagian ayat mana yang dipilih, tidak samar-samar atau ditambah. Sebab jika demikian, maka ruqiyah yang dimaksud tak lagi bersifat syar’iah (syar’i) melainkan beralih pada syirkiah (syirik).[9]
d. Pentingnya memahami Al-Quran
Di antara ciri khas atau keistimewaan yang dimilki Al-Qur’an adalah ia bisa memberi syafa’at pada hari kiamat pada orang yang membacanya, mengkajinya, hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan Abi Umamah al-Bahimah, bahwa Rasulullah SAW bersabda, yang artinya:
“Baca Al-Qur’an, ia akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafa’at kepadanya” (HR Muslim)”.[10]
Dari Usman bin Affan ra. dari Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam ia bersabda:
“Sebaik-baik kalian adalah yang belajar Alquran dan mengajarkannya kepada orang lain”(HR. Bukhari )
“Orang yang membaca Al-Qur’an sedangkan dia mahir melakukannya, kelak mendapat tempat di dalam Syurga bersama-sama dengan rasul-rasul yang mulia lagi baik. Sedangkan orang yang membaca Al-Qur’an, tetapi dia tidak mahir, membacanya tertegun-tegun dan nampak agak berat lidahnya (belum lancar), dia akan mendapat dua pahala.” (HR. Bukhari-Muslim)
“Perumpamaan orang mukmin yang membaca Al-Qur’an adalah seperti buah Utrujjah yang baunya harum dan rasanya enak. Perumpamaan orang mukmin yang tidak membaca Al-Qur’an seperti buah kurma yang tidak berbau sedang rasanya enak dan manis. Perumpamaan orang munafik yang membaca Al-Qur’an adalah seperti raihanah yang baunya harum sedang rasanya pahit. Dan perumpamaan orang munafik yang tidak membaca Al-Qur’an adalah seperti hanzhalah yang tidak berbau sedang rasanya pahit.” (HR Bukhari & Muslim)
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dikemukakan bahwa membaca Al-Quran itu adalah salah satu ibadah  bagi umat muslim dan akan mendapatkan pahala dari Allah SWT. Al-Quran adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad melalui malaikat jibril agar menjadi pedoman untuk kehidupan manusia. Selain menjadi pahala bagi kita yang membacanya kita pun akan mendapat manfaat yang luar biasa bagi siapa yang sering membaca dan menghayati makna ayat-ayat demi ayat dari Al-Quran tersebut.
Dengan demikian, memahami dan sering membaca Al-Quran dalam kehidupan sehari-hari akan sangat bermanfaat, bisa memberi syafa’at pada hari kiamat pada orang yang membacanya, mengkajinya.  
2. Kemampuan Bahasa Arab
a. Pengertian Bahasa Arab
Bahasa Arab (al-lughah al-‘ArabÄ«yyah) atau secara mudahnya Arab (عربي ‘ArabÄ«), adalah sebuah bahasa Semitik yang muncul dari daerah yang sekarang termasuk wilayah Arab Saudi. Bahasa ini adalah sebuah bahasa yang terbesar dari segi jumlah penutur dalam keluarga bahasa Semitik. Bahasa ini berkerabat dekat dengan bahasa Ibrani dan bahasa Aram. Bahasa Arab Modern telah diklasifikasikan sebagai satu makrobahasa dengan 27 sub-bahasa dalam ISO 639-3. Bahasa-bahasa ini dituturkan di seluruh Dunia Arab, sedangkan Bahasa Arab Baku diketahui di seluruh Dunia Islam.
Bahasa Arab Modern berasal dari Bahasa Arab Klasik yang telah menjadi bahasa kesusasteraan dan bahasa liturgi Islam sejak lebih kurang abad ke-6. Abjad Arab ditulis dari kanan ke kiri. Bahasa Arab telah memberi banyak kosakata kepada bahasa lain dari dunia Islam, sama seperti peranan Latin kepada kebanyakan bahasa Eropa. Semasa Abad Pertengahan bahasa Arab juga merupakan alat utama budaya, terutamanya dalam sains, matematik adan filsafah, yang menyebabkan banyak bahasa Eropa turut meminjam banyak kosakata dari bahasa Arab.[11]
Menurut Syaikh Mustafa al-Gulayayniy, Bahasa Arab adalah kalimat yang dipergunakan bangsa Arab dalam mengutarakan maksud/tujuan mereka.
Adapun Ahmad al-Hasyimiy mengemukakan bahwa: Oleh sebab itu bahasa Arab adalah suara-suara yang mengandung sebahagian huruf hijayyah.[12]
Defenisi bahasa Arab yang dikemukakan oleh dua orang pakar di atas, isi dan redaksinya saling berbeda tetapi maksud dan tujuannya sama. Oleh karena itu, penulis menarik kesimpulan bahwa bahasa Arab itu adalah alat yang berbentuk huruf hijaiyyah yang dipergunakan oleh orang Arab dalam berkomunikasi dan berinteraksi sosial baik secara lisan maupun tulisan.
b. Tujuan mempelajari Bahasa Arab
Belajar Bahasa Arab (asing) berbeda dengan belajar bahasa ibu, oleh karena itu prinsip dasar pengajarannya harus berbeda, baik menyangkut metode (model pengajaran), materi maupun proses pelaksanaan pengajarannya. Bidang keterampilan pada penguasaan Bahasa Arab meliputi kemampuan menyimak (listening competence /mahaarah al – Istima’), kemampuan berbicara (speaking competence/mahaarah al-takallum), kemampuan membaca (reading competence/mahaarah al-qira’ah), dan kemampuan menulis (writing competence/mahaarah al - Kitaabah).
Mengajar merupakan suatu kegiatan yang sangat memerlukan keterampilan propesional dan banyak sekali dari apa yang harus dikerjakan oleh guru dan instruktur baik di dalam maupun di luar kelas melibatkan pengambilan berbagai keputusan.
Tugas dan tanggung jawab utama seorang guru atau pengajar adalah mengelola pengajaran serta lebih efektif, dinamis, efisien dan positif, yang ditandai dengan adanya kesadaran dan keterlibatan aktif diantara 2 subjek pengajaran. Guru sebagai penginisiatif awal dan pengarah serta pembimbing, sedang peserta didik sebagai yang mengalami dan terlibat aktif untuk memperoleh perubahan diri dalam pengajaran.
Setiap anak manusia pada dasarnya mempunyai kemampuan untuk menguasai setiap bahasa, walaupun dalam kadar dan dorongan yang berbeda. Adapun diantara perbedaan-perbedaan tersebut adalah tujuan- tujuan pengajaran yang ingin dicapai, kemampuan dasar yang dimiliki, motivasi yang ada di dalam diri dan minat serta ketekunannya.
  1. Tujuan Pengajaran Belajar bahasa ibu (bahasa bawaan -edt) merupakan tujuan yang hidup, yaitu sebagai alat komunikasi untuk mencapai sesuatu yang diinginkan dalam hidupnya, oleh karena itu motivasi untuk belajarnya sangat tinggi. Sementara itu belajar bahasa asing, seperti bahasa Arab (bagi non Arab), pada umunya mempunyai tujuan sebagai alat komunikasi dan ilmu pengetahuan (kebudayaan). Namun bahasa asing tidak dijadikan sebagai bahasa hidup sehari-hari, oleh karena itu motivasi belajar Bahasa Arab lebih rendah daripada bahasa ibu. Padahal besar kecilnya motivasi belajar Bahasa Arab mempengaruhi hasil yang akan dicapai.
  2. Kemampuan dasar yang dimiliki Ketika anak kecil belajar bahasa ibu, otaknya masih bersih dan belum mendapat pengaruh bahasa-bahasa lain, oleh karena itu ia cenderung dapat berhasil dengan cepat. Sementara ketika mempelajari Bahasa Arab, ia telah lebih dahulu menguasai bahasa ibunya, baik lisan, tulis, maupun bahasa berpikirnya. Oleh karena itu mempelajari bahasa Arab tentu lebih sulit dan berat, karena ia harus menyesuaikan sistem bahasa ibu kedalam sistem bahasa Arab, baik sistem bunyi, struktur kata, struktur kalimat maupun sistem bahasa berpikirnya.[13]

c. Fungsi belajar Bahasa Arab di Sekolah
Fungsi pengajaran bahasa Arab dalam mencapai tujuan pendidikan
Bila bertolak dari definisi kerja kurikulum, dapat dipahami bahwa kurikulum sekolah pada dasarnya adalah sebagai alat untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang ingin dicapai. Salah satu tundakan yang mungkin diambil adalah meninjau kembali tujuan yang selama ini digunakanoleh suatu sekolah agar dapat memotivasi peserta didik agar berpikiran positif terhadap pembelajaran bahasa Arab.
Fungsi pengajaran bahasa Arab bagi perkembangan siswa Sebagai organisasi belajar yang tersusun dengan cermat, kurikulum selalu disiapkan dan dirancang bagi siswa sebgai salah satu aspek yang akan dikonsumsi siswa. Dari berbagai materi yang diajarkan kepada mereka, diharap siswa mendapat pengalaman baru dari proses belajar. Oleh sebab itu, merancang kurikulum akan amat penting artinya bagi upaya pembentukan dan pembinaan karakter siswa agar mereka dapat mendirikan dan menjadi sosok yang bermanfaat bagi dirinya sendiri dan masyarakat.
Fungsi pengajaran bahasa Arab bagi para pendidik. Bagi guru atau pendidik, kurikulum memegang peran penting yang berfungsi sebagai berikut:
  1. Pedoman kerja dalam menyusun dan menorganisir pengalaman belajar siswa.
  2. Pedoman untuk mengadakan evaluasi terhadap tingkatan perkembangan siswa dalam kerangka menyerap sejumlah pengetahuan sebagai pengalaman bagi mereka.
  3. pedoman dalam mengatur kegiatan pendidikan dan pembelajaran.

Fungsi pengajaran bahasa Arab bagi pimpinan dan pembina sekolah
Kepala sekolah dalah sebagai administraror dan supervisor di dalam sekolah. Fungsi kurikulum bagi pemimpin dan Pembina sekolah adalah:
  1. Sebagai Pedoman dalam mengadakan dan melaksanakan fungsi sufervisi.
  2. Sebagai seorang administrator maka kurikulum dapat dijadikan pedoman dalammengembangkan kurikulum pada tahap selanjutnya.
  3. sebagai acuan bagi pelaksana evaluasi agar proses belajar mengajar dapat lebih baik.

Fungsi pengajaran bahasa Arab bagi orang tua siswa. Kurikulum memiliki fungsi yang amat besar bagi orang tua siswa, yakni agar mereka dapat berperan serta dalam membantu sekolah melakukan pembinaan terhadap putra-putri mereka. Dengan acuan pada kurikulum sekolah diman anak-anak mereka dibina. Maka orang tua dapat memantau perkembangan informasi yang diserap oleh anak-anak mereka.[14]
Berdasarkan uraian diatas bahwasanya Bahasa Arab itu adalah alat yang berbentuk huruf hijaiyyah yang dipergunakan oleh orang Arab dalam berkomunikasi dan berinteraksi sosial baik secara lisan maupun tulisan. Bahasa Arab pada umunya mempunyai tujuan sebagai alat komunikasi dan ilmu pengetahuan (kebudayaan). Fungsi pengajaran bahasa Arab dalam mencapai tujuan pendidikan
Bila bertolak dari definisi kerja kurikulum, dapat dipahami bahwa kurikulum sekolah pada dasarnya adalah sebagai alat untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang ingin dicapai. Salah satu tindakan yang mungkin diambil adalah meninjau kembali tujuan yang selama ini digunakanoleh suatu sekolah agar dapat memotivasi peserta didik agar berpikiran positif terhadap pembelajaran bahasa Arab.
Dengan demikian mempelajari bahasa Arab itu akan dapat mempermudah membaca Al-Quran dan akan menjadikan siswa-siswa termasuk yang menguasai bahasa asing selain bahasa inggris. Karna bahasa dalam kehidupan sehari-hari itu sangat penting karna menjadikan sebuah komunikasi itu menjadi positif apabila kita menggunakannya dengan sebaik-baiknya.
B. Kerangka Berfikir (Konseptual)
Berdasarkan gambar diatas maka akan diketahui apakah ada hubungan antara kemampuan bahasa Arab (variabel x), dengan kemampuan membaca Al-Quran (variabel y). Lalu dengan diketahui bahwa kemampuan berbahasa arab yang baik merupakan hal yang sangat penting yang harus dimiliki oleh setiap siswa untuk dapat mempermudah memahami Al-Quran, karena tanpa memiliki kemampuan bahasa arab mempersulit kita untuk memahami Islam melalui Al-Quran, sebab segala ilmu pengetahuan ada di Al-quran.
Banyak manfaat dan fungsi dalam mempelajari Bahasa Arab dan Al-Quran, menjadikan kita lebih mencintai kebenaran dan tentu Agama kita sendiri yaitu Agama Islam agamanya Allah SWT. Sudah tentu bagi anak di tingkat Sekolah Dasar memahami Bahasa Arab dan Al-Quran akan sangat berpengaruh dari tingkat emosionalnya, pendiriannya, keyakinannya dan perilaku sehari-harinya.
Banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar, dalam hal ini adalah faktor yang mempengaruhi hasil belajar Bahasa Arab, selain pola pikirnya, lingkungan, keinginan dan pondasi dirinya yang kurang mendukung si anak untuk terus berkeinginan mempelajari Bahasa Arab. Oleh karna itu bimbinglah dan terus motivasi anak-anak untuk terus belajar dan perdalam pengetahuan Agamanya agar mereka tertarik dan berkeinginan mengenal lebih dalam makna-makna Al-Quran sehingga mencapai tujuan apa yang di cita-citakan dalam mempelajari Bahasa Arab dan Al-Quran.
C. Hipotesis Penelitian
Menurut Arikunto mendefinisikan hipotesis sebagai “suatu jawaban yang besifat sementara terhadap masalah penelitian sampai terbukti melalui data yang akan terkumpul“.[15] Dalam penelitian ini telah ditetapkan bahwa yang akan diteliti adalah hubungan antara kemampuan Bahasa arab dengan kemampuan membaca Al-Quran di MI An-Najiyah Pondok Karya Tangerang Selatan. Berdasarkan pendapat diatas maka akan peneliti rumuskan :
Ha : Ada korelasi positif yang signifikan antara kemampuan Bahasa Arab dengan kemampuan membaca Al-Quran siswa.
Ho : Tidak ada korelasi positif yang signifikan antara kemampuan Bahasa Arab dengan kemampuan membaca Al-Quran siswa.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Operasional Penelitian
Secara operasional tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut :
  1. Kemampuan Bahasa Arab siswa MI An-Najiyah  Pondok Karya Tangerang Selatan
  2. Kemampuan membaca Al-Qur’an siswa MI An-Najiyah Pondok Karya Tangerang Selatan
  3. Hubungan antara kemampuan Bahasa Arab dengan Kemampuan membaca Al-Qur’an siswa MI An-Najiyah Pondok Karya Tangerang Selatan
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Yang menjadi sasaran pada penelitian ini adalah siswa MI An-Najiyah kelas 6  Pondok Karya Tangerang Selatan, alasan memilih MI An-Najiyah Pondok Karya Tangerang Selatan dikarenakan faktor lokasi dan keadaan dimana penelitia merasa perlu melakukan penelitian ini. Rencana dan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan penelitian ini selama 6 bulan, mulai dari bulan Agustus dan berakhir pada bulan Februari. Penelitian ini bertempat di MI An-Najiyah Pondok Karya Tangerang Selatan.
C. Metode Penelitian
Untuk menemukan hubungan antara kemampuan Bahasa Arab siswa dengan kemampuan membaca Al-Quran di MI An-Najiyah Pondok Karya Tangerang Selatan, dengan unsur pokok yang harus ditemukan sesuai dengan butir-butir rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, maka digunakan jenis penelitian kuantitatif dengan metode penelitian yaitu korelatif yang berbentuk dokumentasi dan tes untuk mengumpulkan data mengenai hubungan antara kemampuan Bahasa Arab siswa dengan kemampuan membaca Al-Quran di MI An-Najiyah Pondok Karya Tangerang Selatan.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah semua anggota kelompok manusia, binatang, peristiwa atau benda yang tinggal bersama dalam suatu tempat dan secara terencana menjadi target kesimpulan dari hasil suatu penelitian.[16] Yang dimaksud populasi dalam penelitian ini adalah siswa MI An-Najiyah Pondok Karya Tangerang Selatan.
2. Sampel
Sedangkan sampel penelitian adalah cara pengumpulan data dari populasi dengan mengambil sebagian dari anggota populasi. Populasi penelitian ini adalah siswa MI An-Najiyah yang hanya diambil 30 siswa dari jumlah populasi berjumlah 80 siswa. Dan teknik pengambilan sampel ini dilakukan dengan menggunakan teknik acak sistematis (random sampling) yaitu penelitian yang hendak mengetahui gejala yang terjadi pada populasi tersebut.
Teknik sampling yang akan peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah probability sampling maksudnya adalah “teknik yang memberikan kesempatan yang sama bagi setiap unsure atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sample”.  Selanjutnya untuk penentuan sample yang digunakan adalah teknik sistematik random sampling. Alasannya karena peneliti mengetahui nama atau identifikasi dari satuan-satuan individu populasi melalui daftar hadir siswa dimasing-masing kelas.

E. Teknik Pengambilan Data
Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang penulis lakukan adalah sebagai berikut :
  1. Dokumentasi
Teknik ini mengumpulkan nilai hasil belajar siswa dari guru mata pelajaran  berupa transkip nilai Raport semester 1 tahun ajaran 2010-2011.
  1. Tes
Tes adalah proses memperoleh data yang dilakukan dengan cara menguji siswa secara lisan untuk memperoleh data objektif dan relevan dengan tujuan sebagai teknik pengumpulan data.
F. Instrumen Pengumpulan Data
1. Bahasa Arab
            a. Definisi Konseptual
Bahasa Arab adalah bagian dari agama dan mempelajarinya wajib karena memahami Al-Qur’an dan As-Sunnah wajib, dan tidak bisa dipahami kecuali dengan bahasa ‘Arab. Dan apa yang wajib itu tidak sempurna kecuali dengannya, maka ia wajib. Kemudian di antara mempelajarinya itu ada yang wajib ain dan wajib kifayah.
            b. Definisi Operasional
Bahasa Arab sebagai alat untuk bisa memahami dan membaca Al-Quran sangatlah penting agar menjadi pedoman bagi kehidupan manusia, akan tetapi untuk menerapan bahasa arab terhadap siswa sekolah dasar bisa dikatakan sulit.
Dalam kegiatan pembelajaran Bhasa Arab materi yang disampaikan harus lebih detail dan butuh kesabaran supaya siswa benar-benar memahami bentuk dan isi yang ada di dalam Bahsa Arab. Karna Bahasa Arab adalah Bahasa Al-Quran dan dianjurkan sebagai seorang muslim dapat membaca dan memahami isi Al-Quran.
            C. Pembobotan
Dalam pembobotan hasil belajar siswa selama semestre 1 dalam mata pelajaran Bahasa Arab yang diambil dari nilai raport dikategorikan menjadi 3 yaitu :
            1. Tinggi          : 80-90
            2. Sedang        : 70-79
            3. Rendah        : kurang dari 70
2. Membaca Al-Quran 
            a.  Definisi Konseptual
Membaca Al-Quran itu terbagi dua:Pertama, Membaca secara makna, yaitu membenarkan semua yang dikabarkan di dalamnya dan menunaikan semua perintah yang terkandung di dalamnya. Kedua, Membaca secara lafazh, dan nash tentang keutamaan membaca Al-Quran baik membacanya secara keseluruhan, sebagian suratnya atau sebagian Ayatnya.[17]
b.  Definisi Operasional
Al-Quran sebagai pedoman kehidupan manusia di muka bumi ini menjadi sandaran berbagai ilmu agar kembali semuanya kepada isi Al-Quran. Oleh karna itu sebagai penerus bangsa memahami Al-Quran lebih dalam dengan sering membacanya dan mengerti makna yang tersurat didalam isinya menjadikan kita lebih terarah untuk menjalankan hidup.
C. Pembobotan
Pembobotan nilai membaca Al-Quran dan memahami makna ayat-ayat Al-Quran masing-masing diberi skor 50 bagi yang bisa membaca dan skor 50 bagi yang bisa mengartikan (menerjemahkan). Skor yang digunakan pada tes lisan ini adalah bernilai (100) untuk yang bisa membaca dan mengartikan, dan (0) bagi yang tidak bisa membaca dan mengartikan. Hasil tes membaca Al-Quran ini dikategorikan menjadi 3 yaitu :
1. Tinggi          : 100
2. Sedang        : 50
3. Rendah        : Kurang dari 10
G. Teknik Analisis Data dan Interpretasi Data
            Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel kemampuan membaca Al-Quran dan variabel kemampuan BAhasa Arab. Gambaran umum masing-masing variabel dapat dilihat melalui data yang sudah didapat dari rekapitulasi nilai dan analisa dengan menggunakan Korelasi Product Moment yang dilambangkan dengan rxy, dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
Rxy     : Koefisien Korelasi                            ∑x       : Jumlah seluruh skor x
N         : Jumlah Subyek                                  ∑y       : Jumlah seluruh skor y
∑xy     : Jumlah hasil perkalian antara Variabel x dan Variabel y





DAFTAR PUSTAKA

Prof. DR.  Sumarsono, M.Ed, "Peranan Guru sebagai Lingkungan Belajar Bahasa Kedua", 1999.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 1990.
Prof. R.H.A. Soenarjo, SH, Sejarah Al-Quran, Jakarta : Departemen Agama, CV Ferlia Citra Utama.
Rachmat Taufiq hidayat, Khazanah Istilah Al-Quran, Bandung : Mizan, 1999.
Drs. Supiana, M. Ag, dkk, Materi Pendidikan Agama Islam, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004 .
Prof, Muhammad Abu Zahrah, Ushul Fiqh, Jakarta : Pustaka Firdaus, 2005.
Fahd bin Muhammad Al-Rummi, Ulumul Qur’an, Yogyakarta : Titian Ilahi Press, 1997.
Abdurrahman al – Qadir Ahmad, Thuruqu Ta’alim al – Lughah al – ‘Arabiyah, Maktabah al – Nahdah, al – Mishriyah, Kaira : 1979
Sumber: (Ringkasan Iqtidha’ Ash-Shirathil Mustaqim) karya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, penerjemah: Ahmad Hamdani Ibnu Muslim, penerbit: Pustaka Ar-Rayyan Solo.
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara, 2008.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Jakarta : Rineka Cipta, 1993.


Dari situs Internet :
-          http:/www.alquranindonesia.com/index.php?option=com_fireboard&func=view&catid=28&id=31
-          http://www.anneahira.com/bacaan-ayat-suci-al-quran.htm
-          http://id.shvoong.com/books/guidance-self-improvement/1968037-fungsi-pengajaran-bahasa-arab-di/



[1] Prof. DR. Sumarsono, M.Ed. 1999 "Peranan Guru sebagai Lingkungan Belajar Bahasa Kedua".
[3] Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:Balai Pustaka, 1990), hlm. 552-553
[4] Prof. R.H.A. Soenarjo, SH, Sejarah Al-Quran, (Jakarta : Departemen Agama), CV Ferlia Citra Utama, hal.15
[5] Rachmat Taufiq hidayat, Khazanah Istilah Al-Quran, Cet. VII (Bandung : Mizan, 1999), hal.114
[6] Drs. Supiana, M. Ag, dkk, Materi Pendidikan Agama Islam, Cet. III (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004) hal. 76
[7] Prof, Muhammad Abu Zahrah, Ushul Fiqh, Cet. IX (Jakarta : Pustaka Firdaus, 2005) hal. 115
[8]http:/www.alquranindonesia.com/index.php?option=com_fireboard&func=view&catid=28&id=31
[9] http://www.anneahira.com/bacaan-ayat-suci-al-quran.htm
[10] Fahd bin Muhammad Al-Rummi, Ulumul Qur’an, (Yogyakarta : Titian Ilahi Press, 1997), h.38
[11] Abdurrahman al – Qadir Ahmad, Thuruqu Ta’alim al – Lughah al – ‘Arabiyah, Maktabah al – Nahdah, al – Mishriyah (Kaira : 1979)
[12] Sumber: (Ringkasan Iqtidha’ Ash-Shirathil Mustaqim) karya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, penerjemah: Ahmad Hamdani Ibnu Muslim ( penerbit: Pustaka Ar-Rayyan Solo)  hal. 64-68
[13] Ibid
[14] http://id.shvoong.com/books/guidance-self-improvement/1968037-fungsi-pengajaran-bahasa-arab-di/
[15] Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta : Rineka Cipta , 1993), hal. 63
[16] Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta:Bumi Aksara, 2008) hal. 21
[17]http:/www.alquranindonesia.com/index.php?option=com_fireboard&func=view&catid=28&id=31