My World

My World

Selasa, 29 Maret 2011

CONTOH PROPOSAL MET-LIT

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Sekarang ini bahasa Arab masih dianggap sebagai bagian dari "Pendidikan Agama". Perekrutan para pengajarnya pun sering tumpang tindih. Seorang lulusan Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam, tidak sedikit yang diberi tugas untuk mengajar bahasa Arab. Sebaliknya, seorang lulusan Fakultas Adab Jurusan Sastera Arab juga tidak sedikit yang diberi tugas untuk mengajar pengetahuan agama Islam. Itulah sebabnya dalam beberapa LHBS (raport) kita dapatkan bahasa Arab diletakkan satu kelompok dengan mata-mata pelajaran di bawah bagian "Pendidikan Agama". Dengan adanya persepsi seperti ini, yaitu anggapan bahwa bahasa Arab merupakan bagian dari pendidikan agama, di samping latar belakang pengajarnya yang berbeda-beda, tak diherankan jika hasil pembelajaran bahasa Arab di Indonesia masih jauh dari apa yang diharapkan.
Dalam Kurikulum 2004 dan 2006 disebutkan bahwa salah satu karakteristik mata pelajaran bahasa Arab adalah bahwa bahasa Arab mempunyai dua fungsi, yakni sebagai alat komunikasi antara manusia dan sebagai bahasa agama Islam. Tetapi kenyataan di sekolah-sekolah atau di madrasah-madrasah pada umumnya lebih menitik beratkan pada fungsi kedua, yaitu sebagai bahasa agama Islam. Pembelajaran bahasa Arab sebagai bahasa asing keberhasilannya tidak sekadar bertumpu pada kurikulum, tetapi juga kepada model dan metode pembelajarannya, selain faktor yang terpenting adalah pengajarnya itu sendiri.
Sebagaimana yang telah menjadi keyakinan dalam diri kita adalah bahwasanya jalan yang memberi kita jaminan keselamatan dan kenikmatan Islam adalah satu dan tidak berbilang-bilang, yaitu mengilmui dan mengamalkan ajaran al-Kitab (Alquran – efhape) dan as-Sunnah sesuai dengan yang diajarkan Rosululloh dan dipahami oleh para sahabatnya. Dalam hadits riwayat Imam Muslim disebutkan :
“Aku tinggalkan sesuatu bersama kalian, jika kamu berpegang teguh padanya, kalian tidak akan tersesat selama-lamanya, yaitu Kitabullah dan Sunnahku”.
Dan Allah telah menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa Al-Quran karena bahasa Arab adalah bahasa terbaik yang pernah ada sebagaimana firman Allah:
“Sesungguhnya Kami telah jadikan Al-Quran dalam bahasa Arab supaya kalian memikirkannya.” [Yusuf: 2]
Oleh karena itu tidak perlu diragukan lagi, memang sudah seharusnya bagi seorang muslim mencintai bahasa Arab dan berusaha menguasainya. Hal ini ditegaskan oleh firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
“Dan sesunggunhya Al-Quran ini benar-benar diturunkan oleh Pencipta Semesta Alam, dia dibawa turun oleh A-Ruh Al-Amin (jibril) ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan, dengan bahasa Arab yang jelas.” [Asy-Syu’aro: 192-195]
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata :
“Sesungguhnya ketika Allah menurunkan kitab-Nya dan menjadikan Rosul-Nya sebagai penyampai risalah (al-Kitab) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) serta menjadikan generasi awal agama ini berkomunikasi dengan bahasa Arab, maka tidak ada jalan lain dalam memahami dan mengetahui ajaran Islam kecuali dengan bahasa Arab. Oleh karena itu memahami bahasa Arab merupakan bagian dari agama. Keterbiasaan berkomunikasi dengan bahasa Arab mempermudah kaum muslimin memahami agama Allah dan menegakkan syiar-syiar agama ini, serta memudahkan dalam mencontoh generasi awal dari kaum Muhajirin dan Anshor dalam keseluruhan perkara mereka.” (Iqtidho Shirotil Mustaqim: 162).
Bahasa Arab memang sebuah bahasa yang istimewa. Sehingga Allah SWT berkenan berbicara kepada umat manusia dengan bahasa Arab lewat Al-Quran Al-Karim. Padahal Al-Quran itu bukan hanya ditujukan kepada bangsa Arab saja, melainkan untuk seluruh umat manusia sepanjang zaman. Allah SWT bukan tidak tahu bahwa manusia itu memiliki ribuan jenis bahasa yang saling berbeda. Namun Dia telah menetapkan bahwa hanya ada satu bahasa yang digunakannya untuk memberik petunjuk buat milyaran umat manusia, yaitu bahasa Arab.
Kemudian Allah SWT pun telah menetapkan bahwa cara manusia berkomunikasi dengan-Nya lewat ibadah shalat pun dengan menggunakan bahasa Arab. Shalat itu menjadi tidak sah ketika tidak menggunakan bahasa Arab, meski bukan berarti Allah SWT tidak mengerti bahasa Arab itu. Namun sengaja Allah SWT menetapkan bahwa shalat kepada-Nya hanya boleh menggunakan bahasa Arab saja.
Bila suatu umat muslimin di muka bumi ini tidak bisa bahasa Arab, artinya mereka pasti tidak paham tiap ayat Al-Quran, tidak paham hadits nabi, tidak mengerti apa yang mereka baca dalam zikir, shalat dan doa. Tidak mengerti syariah Islam dan ajaran-ajarannya secara mendetail. Kecuali bila diterjemahkan terlebih dahulu dan dijelaskan satu persatu. Dan metode penerjemahan begini tentu saja sangat terbatas keberhasilannya, terlalu lemah dan justru sangat menghambat. Itulah sebabnya kita sebagai umat Islam harus mampu berbahasa arab sehingga mempermudah kita memahami Al-Quran.
Apalagi dalam sebuah pendidikan anak sekolah dasar yang kemampuannya sangat minim jika tidak terus oleh seorang guru mengajari Bahasa Arab dengan detail sampai anak tersebut mampu menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari. Agar mereka lebih mudah memahami makna Al-Quran secara lebih dalam, sehingga dapat membentuk pribadi yang soleh dan solehah. Banyak zaman sekarang seorang anak yang sudah terpengaruh pergaulannya dengan dunia barat yang membawa mereka pada pola pikir yang realistis dan hanya mengutamakan kesenangan dunia belaka. Hal ini harus diwaspadai, sebab secara tidak langsung membuat mereka tidak ingin mengenal agamanya secara lebih mendalam. Al-Quran lah pedoman yang baik dan satu-satunya petunjuk yang lurus untuk kehidupan umat manusia.
B. Identifikasi Masalah
Merujuk pada Latar belakang masalah di atas, maka dapat di identifikasi beberapa masalah yang berkaitan dengan latar belakang diatas sebagai berikut :
1. Rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap Mata Pelajaran Bahasa Arab?
2. Apakah dengan kemampuan Bahasa Arab dapat memudahkan siswa menerjemahkan Al-Qur’an?
3. Apakah terdapat hubungan antara kemampuan Bahasa Arab dengan kemampuan membaca Al-Qur’an di MI An-Najiyah Pondok Karya Tangerang Selatan?
C. Pembatasan Masalah
Karena keterbatsan dari segi waktu, kesempatan kemampuan peneliti dan luasnya cakupan masalah, maka penelitian ini akan dibatasi hanya membahas tentang hubungan kemampuan Bahasa Arab dengan kemampuan membaca Al-Quran. Yang dimaksud membaca disini adalah mengerti arti terjemahan ayat-ayat Al-Quran pada anak usia Sekolah Dasar di MI An-Najiyah Pondok Karya dengan fokus penelitian pada siswa kelas VI tahun ajaran 2010 - 2011.


D. Rumusan Masalah
Berdasarkan Identifikasi masalah dan pembatasan masalah diatas, maka penulis merumuskan permasalahannya dalam penelitian diatas sebagai berikut:
1. Bagaimana kemampuan Bahasa Arab siswa?
2. Bagaimana kemampuan membaca Al-Quran siswa?
3. Apakah terdapat hubungan antara kemampuan Bahasa Arab siswa dengan kemampuan membaca Al-Quran di MI An-Najiyah Pondok Karya Tangerang Selatan?
E. Tujuan Umum
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data atau informasi guna diolah dan digunakan untuk mengetahui hubungan antara kemampuan Bahasa Arab siswa dengan kemampuan membaca Al-Quran di MI An-Najiyah Pondok Karya Tangerang Selatan. Seta untuk mengetahui bagaimanakah hasil belajar siswa yang memiliki kecerdasan berbahasa Arab dengan yang tidak.
F. Manfaat Penelitian
Dengan diketahuinya tujuan umum penelitian seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, maka penulis mengharapkan penelitian ini berguna bagi Guru, Siswa dan orangtua. Adapun manfaat penelitian ini dapat peneliti rangkum kedalalam 2 bagian yaitu:
a. Manfaat Praktis
Memberikan sumbangan pemikiran dalam rangka pengembangan ilmu pendidikan terutama dikaitkan dengan hal-hal yang mempengaruhi keberhasilan belajar anak.
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai sumbangan pemikiran dalam rangka penyempurnaan konsep maupun implementasi praktik pendidikan sebagai upaya yang strategis dalam pengembangan berbahasa Arab siswa.
b. Manfaat Teoritis
Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan yang bermanfaat bagi guru PAI sebagai bahan evaluasi sekaligus sebagai masukan dalam meningkatkan kegiatan proses pembelajaran Bahasa Arab yang dapat mempengaruhi secara positif terhadap pemahaman siswa dalam membaca dan mengerti arti dalam Al-Quran.















BAB II
PENGAKAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teori
1. Kemampuan Membaca Al-Quran
a. Pengertian Kemampuan
Kata kemampuan berasal dari kata mampu. Mampu mempunyai 2 arti yaitu :
1. Kuasa (bisa, sanggup) melakukan sesuatu, dapat.
2. Berada, kaya, mempunyai harta berlebih.
Sedangkan kata kemampuan setelah mendapat awalan ke- dan akhiran –an, mempunyai 2 arti yaitu :
1. Kesanggupan, kecakapan, kekuatan.
2. Kekayaan.
b. Hakikat Al-Quran
Dari segi bahasa, Qur’an berasal dari qara’a, yang berarti menghimpun dan menyatukan. Sedangkan Qira’ah berarti menghimpun huruf-huruf dan kata-kata yang satu dengan yang lainnya dengan susunan yang rapih. (Al-Qattan, 1995: 20). Mengenai hal ini, Allah berfirman dalam QS. Al Qiyamah (75) ayat 17-18:

“Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu)dan (membuatmu pandai) membacanya. (Al Qiyamah: 17)

“Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu”. (Al Qiyamah: 18)
Adapun definisi Al-Quran ialah “Kalam Allah SWT yang merupakan mukjizat yang diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi Muhammad SAW dan yang ditulis di mushaf dan diriwayatkan dengan mutawatir serta membacanya adalah ibadah”.
Al-Quran adalah kalam Allah SWT yang merupakan mukjizat yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai petunjuk untuk kebahagiaan manusia di dunia dan di akhirat dan membacanya adalah ibadah. Begitu luar biasanya Al-Quran yang merupakan mukjizat Nabi Muhammad mengandung beberapa hukum. Hukum yang terkandung dalam Al-Quran dibedakan menjadi dua yaitu hukum ibadah seperti shalat, zakat, puasa, haji dan nazar. hukum muamalah menurut Abdul Al-Wahab Khalaf mencakup hukum keluarga, kebndaan, jinayah, lembaga peradilan, perundang-undangan, negara, ekonomi dan lain sebagainya.
Dalam hubungannya dengan hukum Islam, Al-Quran memang diturunkan dalam bahasa Arab, namun Al-Quran memberikan hukum yang sama bagi seluruh umat manusia, sehingga bangsa Arab tidak lebih utama atas bangsa ‘ajam (non Arab) kecuali dengan taqwanya.

Membaca Al-Quran itu terbagi dua:
Pertama, Membaca secara makna, yaitu membenarkan semua yang dikabarkan di dalamnya dan menunaikan semua perintah yang terkandung di dalamnya.
Kedua, Membaca secara lafazh, dan nash tentang keutamaan membaca Al-Quran baik membacanya secara keseluruhan, sebagian suratnya atau sebagian Ayatnya.
c. Manfaat membaca Al-Quran
Ada banyak manfaat dan faedah seseorang yang gemar membaca Al-Qur'an. Bacaan ayat suci Al-Qur'an tersebut akan berimbas terhadap diri orang yang membaca. Berikut ini beberapa pengaruh positif dan manfaat yang akan diperoleh oleh orang yang rajin membaca ayat suci Al-Qur'an:
1. Menumbuhkan Ketenangang Jiwa
Orang-orang yang rajin membaca ayat-ayat Al-Qur'an maupun rajin dan rutin mendengarkan lantunan bacaan ayat suci Al-Qur'an akan memunculkan ketenangan dalam jiwa dan batinnya. Terlebih jika dibarengi dengan pemahaman dan pengetahuan terhadap arti bacaan yang sedang dibaca. Al-Qur'an menghibur jiwa-jiwa manusia yang gundah dan penuh masalah.
Lantunan tiap ayatnya menjadi obat dan penawar bagi jiwa yang gersang dan tidak tentram. Jika Anda sedang dibalut banyak persoalan hidup, maka Al-Qur'an adalah obatnya. Berwudhu dan bacalah ayat-ayat Al-Qur'an. Bacaan ayat suci Al-Qur'an akan menjadi embun penyejuk kegelisahan hati Anda. Jiwa yang gundah akan menjadi tenang, perasaan takut dan khawatir akan berubah menjadi tentram dan yakin akan segala keputusan yang terbaik yang diberikan Allah.
2. Berbuah Pahala
Ini merupakan manfaat jelas yang akan didapat seseorang yang rajin membaca bacaan ayat suci Al-Qur'an, maupun mereka yang hanya mendengarkan saja. Hanya mendengarkan saja dapat pahala, terlebih membacanya sendiri. Pahala yang diperoleh seseorang dalam membaca ayat-ayat Al-Quran sangat tergantung pada kualitas bacaan orang tersebut. Seseorang yang mampu membaca dengan baik dan benar, pasti mendapat imbalan pahala yang lebih baik dari pada mereka yang membaca tertatih-tatih. Hal ini merupakan bentuk
3. Obat Penyakit
Al-Qur'an adalah obat dari penyakit fisik. Prinsip terapi ruqiyah yang Anda kenal saat ini merupakan bentuk pemanfaatan ayat-ayat suci Al-Qur'an untuk terapi kesehatan. Namun yang harus diperhatikan bahwa penyembuhan bukan terletak pada bacaan ayat suci Al-Qur'an, melainkan keyakinan tetaplah pada Allah semata. Bacaan ayat suci Al-Qur'an yang digunakan harus jelas, baik bunyi maupun bagian ayat mana yang dipilih, tidak samar-samar atau ditambah. Sebab jika demikian, maka ruqiyah yang dimaksud tak lagi bersifat syar’iah (syar’i) melainkan beralih pada syirkiah (syirik).
d. Pentingnya memahami Al-Quran
Di antara ciri khas atau keistimewaan yang dimilki Al-Qur’an adalah ia bisa memberi syafa’at pada hari kiamat pada orang yang membacanya, mengkajinya, hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan Abi Umamah al-Bahimah, bahwa Rasulullah SAW bersabda, yang artinya:
“Baca Al-Qur’an, ia akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafa’at kepadanya” (HR Muslim)”.
Dari Usman bin Affan ra. dari Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam ia bersabda:
“Sebaik-baik kalian adalah yang belajar Alquran dan mengajarkannya kepada orang lain”(HR. Bukhari )
“Orang yang membaca Al-Qur’an sedangkan dia mahir melakukannya, kelak mendapat tempat di dalam Syurga bersama-sama dengan rasul-rasul yang mulia lagi baik. Sedangkan orang yang membaca Al-Qur’an, tetapi dia tidak mahir, membacanya tertegun-tegun dan nampak agak berat lidahnya (belum lancar), dia akan mendapat dua pahala.” (HR. Bukhari-Muslim)
“Perumpamaan orang mukmin yang membaca Al-Qur’an adalah seperti buah Utrujjah yang baunya harum dan rasanya enak. Perumpamaan orang mukmin yang tidak membaca Al-Qur’an seperti buah kurma yang tidak berbau sedang rasanya enak dan manis. Perumpamaan orang munafik yang membaca Al-Qur’an adalah seperti raihanah yang baunya harum sedang rasanya pahit. Dan perumpamaan orang munafik yang tidak membaca Al-Qur’an adalah seperti hanzhalah yang tidak berbau sedang rasanya pahit.” (HR Bukhari & Muslim)
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dikemukakan bahwa membaca Al-Quran itu adalah salah satu ibadah bagi umat muslim dan akan mendapatkan pahala dari Allah SWT. Al-Quran adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad melalui malaikat jibril agar menjadi pedoman untuk kehidupan manusia. Selain menjadi pahala bagi kita yang membacanya kita pun akan mendapat manfaat yang luar biasa bagi siapa yang sering membaca dan menghayati makna ayat-ayat demi ayat dari Al-Quran tersebut.
Dengan demikian, memahami dan sering membaca Al-Quran dalam kehidupan sehari-hari akan sangat bermanfaat, bisa memberi syafa’at pada hari kiamat pada orang yang membacanya, mengkajinya.
2. Kemampuan Bahasa Arab
a. Pengertian Bahasa Arab
Bahasa Arab (al-lughah al-‘Arabīyyah) atau secara mudahnya Arab (عربي ‘Arabī), adalah sebuah bahasa Semitik yang muncul dari daerah yang sekarang termasuk wilayah Arab Saudi. Bahasa ini adalah sebuah bahasa yang terbesar dari segi jumlah penutur dalam keluarga bahasa Semitik. Bahasa ini berkerabat dekat dengan bahasa Ibrani dan bahasa Aram. Bahasa Arab Modern telah diklasifikasikan sebagai satu makrobahasa dengan 27 sub-bahasa dalam ISO 639-3. Bahasa-bahasa ini dituturkan di seluruh Dunia Arab, sedangkan Bahasa Arab Baku diketahui di seluruh Dunia Islam.
Bahasa Arab Modern berasal dari Bahasa Arab Klasik yang telah menjadi bahasa kesusasteraan dan bahasa liturgi Islam sejak lebih kurang abad ke-6. Abjad Arab ditulis dari kanan ke kiri. Bahasa Arab telah memberi banyak kosakata kepada bahasa lain dari dunia Islam, sama seperti peranan Latin kepada kebanyakan bahasa Eropa. Semasa Abad Pertengahan bahasa Arab juga merupakan alat utama budaya, terutamanya dalam sains, matematik adan filsafah, yang menyebabkan banyak bahasa Eropa turut meminjam banyak kosakata dari bahasa Arab.
Menurut Syaikh Mustafa al-Gulayayniy, Bahasa Arab adalah kalimat yang dipergunakan bangsa Arab dalam mengutarakan maksud/tujuan mereka.
Adapun Ahmad al-Hasyimiy mengemukakan bahwa: Oleh sebab itu bahasa Arab adalah suara-suara yang mengandung sebahagian huruf hijayyah.
Defenisi bahasa Arab yang dikemukakan oleh dua orang pakar di atas, isi dan redaksinya saling berbeda tetapi maksud dan tujuannya sama. Oleh karena itu, penulis menarik kesimpulan bahwa bahasa Arab itu adalah alat yang berbentuk huruf hijaiyyah yang dipergunakan oleh orang Arab dalam berkomunikasi dan berinteraksi sosial baik secara lisan maupun tulisan.
b. Tujuan mempelajari Bahasa Arab
Belajar Bahasa Arab (asing) berbeda dengan belajar bahasa ibu, oleh karena itu prinsip dasar pengajarannya harus berbeda, baik menyangkut metode (model pengajaran), materi maupun proses pelaksanaan pengajarannya. Bidang keterampilan pada penguasaan Bahasa Arab meliputi kemampuan menyimak (listening competence /mahaarah al – Istima’), kemampuan berbicara (speaking competence/mahaarah al-takallum), kemampuan membaca (reading competence/mahaarah al-qira’ah), dan kemampuan menulis (writing competence/mahaarah al - Kitaabah).
Mengajar merupakan suatu kegiatan yang sangat memerlukan keterampilan propesional dan banyak sekali dari apa yang harus dikerjakan oleh guru dan instruktur baik di dalam maupun di luar kelas melibatkan pengambilan berbagai keputusan.
Tugas dan tanggung jawab utama seorang guru atau pengajar adalah mengelola pengajaran serta lebih efektif, dinamis, efisien dan positif, yang ditandai dengan adanya kesadaran dan keterlibatan aktif diantara 2 subjek pengajaran. Guru sebagai penginisiatif awal dan pengarah serta pembimbing, sedang peserta didik sebagai yang mengalami dan terlibat aktif untuk memperoleh perubahan diri dalam pengajaran.
Setiap anak manusia pada dasarnya mempunyai kemampuan untuk menguasai setiap bahasa, walaupun dalam kadar dan dorongan yang berbeda. Adapun diantara perbedaan-perbedaan tersebut adalah tujuan- tujuan pengajaran yang ingin dicapai, kemampuan dasar yang dimiliki, motivasi yang ada di dalam diri dan minat serta ketekunannya.
1. Tujuan Pengajaran Belajar bahasa ibu (bahasa bawaan -edt) merupakan tujuan yang hidup, yaitu sebagai alat komunikasi untuk mencapai sesuatu yang diinginkan dalam hidupnya, oleh karena itu motivasi untuk belajarnya sangat tinggi. Sementara itu belajar bahasa asing, seperti bahasa Arab (bagi non Arab), pada umunya mempunyai tujuan sebagai alat komunikasi dan ilmu pengetahuan (kebudayaan). Namun bahasa asing tidak dijadikan sebagai bahasa hidup sehari-hari, oleh karena itu motivasi belajar Bahasa Arab lebih rendah daripada bahasa ibu. Padahal besar kecilnya motivasi belajar Bahasa Arab mempengaruhi hasil yang akan dicapai.
2. Kemampuan dasar yang dimiliki Ketika anak kecil belajar bahasa ibu, otaknya masih bersih dan belum mendapat pengaruh bahasa-bahasa lain, oleh karena itu ia cenderung dapat berhasil dengan cepat. Sementara ketika mempelajari Bahasa Arab, ia telah lebih dahulu menguasai bahasa ibunya, baik lisan, tulis, maupun bahasa berpikirnya. Oleh karena itu mempelajari bahasa Arab tentu lebih sulit dan berat, karena ia harus menyesuaikan sistem bahasa ibu kedalam sistem bahasa Arab, baik sistem bunyi, struktur kata, struktur kalimat maupun sistem bahasa berpikirnya.

c. Fungsi belajar Bahasa Arab di Sekolah
Fungsi pengajaran bahasa Arab dalam mencapai tujuan pendidikan
Bila bertolak dari definisi kerja kurikulum, dapat dipahami bahwa kurikulum sekolah pada dasarnya adalah sebagai alat untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang ingin dicapai. Salah satu tundakan yang mungkin diambil adalah meninjau kembali tujuan yang selama ini digunakanoleh suatu sekolah agar dapat memotivasi peserta didik agar berpikiran positif terhadap pembelajaran bahasa Arab.
Fungsi pengajaran bahasa Arab bagi perkembangan siswa Sebagai organisasi belajar yang tersusun dengan cermat, kurikulum selalu disiapkan dan dirancang bagi siswa sebgai salah satu aspek yang akan dikonsumsi siswa. Dari berbagai materi yang diajarkan kepada mereka, diharap siswa mendapat pengalaman baru dari proses belajar. Oleh sebab itu, merancang kurikulum akan amat penting artinya bagi upaya pembentukan dan pembinaan karakter siswa agar mereka dapat mendirikan dan menjadi sosok yang bermanfaat bagi dirinya sendiri dan masyarakat.
Fungsi pengajaran bahasa Arab bagi para pendidik. Bagi guru atau pendidik, kurikulum memegang peran penting yang berfungsi sebagai berikut:
1. Pedoman kerja dalam menyusun dan menorganisir pengalaman belajar siswa.
2. Pedoman untuk mengadakan evaluasi terhadap tingkatan perkembangan siswa dalam kerangka menyerap sejumlah pengetahuan sebagai pengalaman bagi mereka.
3. pedoman dalam mengatur kegiatan pendidikan dan pembelajaran.

Fungsi pengajaran bahasa Arab bagi pimpinan dan pembina sekolah
Kepala sekolah dalah sebagai administraror dan supervisor di dalam sekolah. Fungsi kurikulum bagi pemimpin dan Pembina sekolah adalah:
1. Sebagai Pedoman dalam mengadakan dan melaksanakan fungsi sufervisi.
2. Sebagai seorang administrator maka kurikulum dapat dijadikan pedoman dalammengembangkan kurikulum pada tahap selanjutnya.
3. sebagai acuan bagi pelaksana evaluasi agar proses belajar mengajar dapat lebih baik.

Fungsi pengajaran bahasa Arab bagi orang tua siswa. Kurikulum memiliki fungsi yang amat besar bagi orang tua siswa, yakni agar mereka dapat berperan serta dalam membantu sekolah melakukan pembinaan terhadap putra-putri mereka. Dengan acuan pada kurikulum sekolah diman anak-anak mereka dibina. Maka orang tua dapat memantau perkembangan informasi yang diserap oleh anak-anak mereka.
Berdasarkan uraian diatas bahwasanya Bahasa Arab itu adalah alat yang berbentuk huruf hijaiyyah yang dipergunakan oleh orang Arab dalam berkomunikasi dan berinteraksi sosial baik secara lisan maupun tulisan. Bahasa Arab pada umunya mempunyai tujuan sebagai alat komunikasi dan ilmu pengetahuan (kebudayaan). Fungsi pengajaran bahasa Arab dalam mencapai tujuan pendidikan
Bila bertolak dari definisi kerja kurikulum, dapat dipahami bahwa kurikulum sekolah pada dasarnya adalah sebagai alat untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang ingin dicapai. Salah satu tindakan yang mungkin diambil adalah meninjau kembali tujuan yang selama ini digunakanoleh suatu sekolah agar dapat memotivasi peserta didik agar berpikiran positif terhadap pembelajaran bahasa Arab.
Dengan demikian mempelajari bahasa Arab itu akan dapat mempermudah membaca Al-Quran dan akan menjadikan siswa-siswa termasuk yang menguasai bahasa asing selain bahasa inggris. Karna bahasa dalam kehidupan sehari-hari itu sangat penting karna menjadikan sebuah komunikasi itu menjadi positif apabila kita menggunakannya dengan sebaik-baiknya.
B. Kerangka Berfikir (Konseptual)
Berdasarkan gambar diatas maka akan diketahui apakah ada hubungan antara kemampuan bahasa Arab (variabel x), dengan kemampuan membaca Al-Quran (variabel y). Lalu dengan diketahui bahwa kemampuan berbahasa arab yang baik merupakan hal yang sangat penting yang harus dimiliki oleh setiap siswa untuk dapat mempermudah memahami Al-Quran, karena tanpa memiliki kemampuan bahasa arab mempersulit kita untuk memahami Islam melalui Al-Quran, sebab segala ilmu pengetahuan ada di Al-quran.
Banyak manfaat dan fungsi dalam mempelajari Bahasa Arab dan Al-Quran, menjadikan kita lebih mencintai kebenaran dan tentu Agama kita sendiri yaitu Agama Islam agamanya Allah SWT. Sudah tentu bagi anak di tingkat Sekolah Dasar memahami Bahasa Arab dan Al-Quran akan sangat berpengaruh dari tingkat emosionalnya, pendiriannya, keyakinannya dan perilaku sehari-harinya.
Banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar, dalam hal ini adalah faktor yang mempengaruhi hasil belajar Bahasa Arab, selain pola pikirnya, lingkungan, keinginan dan pondasi dirinya yang kurang mendukung si anak untuk terus berkeinginan mempelajari Bahasa Arab. Oleh karna itu bimbinglah dan terus motivasi anak-anak untuk terus belajar dan perdalam pengetahuan Agamanya agar mereka tertarik dan berkeinginan mengenal lebih dalam makna-makna Al-Quran sehingga mencapai tujuan apa yang di cita-citakan dalam mempelajari Bahasa Arab dan Al-Quran.
C. Hipotesis Penelitian
Menurut Arikunto mendefinisikan hipotesis sebagai “suatu jawaban yang besifat sementara terhadap masalah penelitian sampai terbukti melalui data yang akan terkumpul“. Dalam penelitian ini telah ditetapkan bahwa yang akan diteliti adalah hubungan antara kemampuan Bahasa arab dengan kemampuan membaca Al-Quran di MI An-Najiyah Pondok Karya Tangerang Selatan. Berdasarkan pendapat diatas maka akan peneliti rumuskan :
Ha : Ada korelasi positif yang signifikan antara kemampuan Bahasa Arab dengan kemampuan membaca Al-Quran siswa.
Ho : Tidak ada korelasi positif yang signifikan antara kemampuan Bahasa Arab dengan kemampuan membaca Al-Quran siswa.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Operasional Penelitian
Secara operasional tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut :
1. Kemampuan Bahasa Arab siswa MI An-Najiyah Pondok Karya Tangerang Selatan
2. Kemampuan membaca Al-Qur’an siswa MI An-Najiyah Pondok Karya Tangerang Selatan
3. Hubungan antara kemampuan Bahasa Arab dengan Kemampuan membaca Al-Qur’an siswa MI An-Najiyah Pondok Karya Tangerang Selatan
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Yang menjadi sasaran pada penelitian ini adalah siswa MI An-Najiyah kelas 6 Pondok Karya Tangerang Selatan, alasan memilih MI An-Najiyah Pondok Karya Tangerang Selatan dikarenakan faktor lokasi dan keadaan dimana penelitia merasa perlu melakukan penelitian ini. Rencana dan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan penelitian ini selama 6 bulan, mulai dari bulan Agustus dan berakhir pada bulan Februari. Penelitian ini bertempat di MI An-Najiyah Pondok Karya Tangerang Selatan.
C. Metode Penelitian
Untuk menemukan hubungan antara kemampuan Bahasa Arab siswa dengan kemampuan membaca Al-Quran di MI An-Najiyah Pondok Karya Tangerang Selatan, dengan unsur pokok yang harus ditemukan sesuai dengan butir-butir rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, maka digunakan jenis penelitian kuantitatif dengan metode penelitian yaitu korelatif yang berbentuk dokumentasi dan tes untuk mengumpulkan data mengenai hubungan antara kemampuan Bahasa Arab siswa dengan kemampuan membaca Al-Quran di MI An-Najiyah Pondok Karya Tangerang Selatan.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah semua anggota kelompok manusia, binatang, peristiwa atau benda yang tinggal bersama dalam suatu tempat dan secara terencana menjadi target kesimpulan dari hasil suatu penelitian. Yang dimaksud populasi dalam penelitian ini adalah siswa MI An-Najiyah Pondok Karya Tangerang Selatan.
2. Sampel
Sedangkan sampel penelitian adalah cara pengumpulan data dari populasi dengan mengambil sebagian dari anggota populasi. Populasi penelitian ini adalah siswa MI An-Najiyah yang hanya diambil 30 siswa dari jumlah populasi berjumlah 80 siswa. Dan teknik pengambilan sampel ini dilakukan dengan menggunakan teknik acak sistematis (random sampling) yaitu penelitian yang hendak mengetahui gejala yang terjadi pada populasi tersebut.
Teknik sampling yang akan peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah probability sampling maksudnya adalah “teknik yang memberikan kesempatan yang sama bagi setiap unsure atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sample”. Selanjutnya untuk penentuan sample yang digunakan adalah teknik sistematik random sampling. Alasannya karena peneliti mengetahui nama atau identifikasi dari satuan-satuan individu populasi melalui daftar hadir siswa dimasing-masing kelas.

E. Teknik Pengambilan Data
Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang penulis lakukan adalah sebagai berikut :
1. Dokumentasi
Teknik ini mengumpulkan nilai hasil belajar siswa dari guru mata pelajaran berupa transkip nilai Raport semester 1 tahun ajaran 2010-2011.
2. Tes
Tes adalah proses memperoleh data yang dilakukan dengan cara menguji siswa secara lisan untuk memperoleh data objektif dan relevan dengan tujuan sebagai teknik pengumpulan data.
F. Instrumen Pengumpulan Data
1. Bahasa Arab
a. Definisi Konseptual
Bahasa Arab adalah bagian dari agama dan mempelajarinya wajib karena memahami Al-Qur’an dan As-Sunnah wajib, dan tidak bisa dipahami kecuali dengan bahasa ‘Arab. Dan apa yang wajib itu tidak sempurna kecuali dengannya, maka ia wajib. Kemudian di antara mempelajarinya itu ada yang wajib ain dan wajib kifayah.
b. Definisi Operasional
Bahasa Arab sebagai alat untuk bisa memahami dan membaca Al-Quran sangatlah penting agar menjadi pedoman bagi kehidupan manusia, akan tetapi untuk menerapan bahasa arab terhadap siswa sekolah dasar bisa dikatakan sulit.
Dalam kegiatan pembelajaran Bhasa Arab materi yang disampaikan harus lebih detail dan butuh kesabaran supaya siswa benar-benar memahami bentuk dan isi yang ada di dalam Bahsa Arab. Karna Bahasa Arab adalah Bahasa Al-Quran dan dianjurkan sebagai seorang muslim dapat membaca dan memahami isi Al-Quran.
C. Pembobotan
Dalam pembobotan hasil belajar siswa selama semestre 1 dalam mata pelajaran Bahasa Arab yang diambil dari nilai raport dikategorikan menjadi 3 yaitu :
1. Tinggi : 80-90
2. Sedang : 70-79
3. Rendah : kurang dari 70
2. Membaca Al-Quran
a. Definisi Konseptual
Membaca Al-Quran itu terbagi dua:Pertama, Membaca secara makna, yaitu membenarkan semua yang dikabarkan di dalamnya dan menunaikan semua perintah yang terkandung di dalamnya. Kedua, Membaca secara lafazh, dan nash tentang keutamaan membaca Al-Quran baik membacanya secara keseluruhan, sebagian suratnya atau sebagian Ayatnya.
b. Definisi Operasional
Al-Quran sebagai pedoman kehidupan manusia di muka bumi ini menjadi sandaran berbagai ilmu agar kembali semuanya kepada isi Al-Quran. Oleh karna itu sebagai penerus bangsa memahami Al-Quran lebih dalam dengan sering membacanya dan mengerti makna yang tersurat didalam isinya menjadikan kita lebih terarah untuk menjalankan hidup.
C. Pembobotan
Pembobotan nilai membaca Al-Quran dan memahami makna ayat-ayat Al-Quran masing-masing diberi skor 50 bagi yang bisa membaca dan skor 50 bagi yang bisa mengartikan (menerjemahkan). Skor yang digunakan pada tes lisan ini adalah bernilai (100) untuk yang bisa membaca dan mengartikan, dan (0) bagi yang tidak bisa membaca dan mengartikan. Hasil tes membaca Al-Quran ini dikategorikan menjadi 3 yaitu :
1. Tinggi : 100
2. Sedang : 50
3. Rendah : Kurang dari 10
G. Teknik Analisis Data dan Interpretasi Data
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel kemampuan membaca Al-Quran dan variabel kemampuan BAhasa Arab. Gambaran umum masing-masing variabel dapat dilihat melalui data yang sudah didapat dari rekapitulasi nilai dan analisa dengan menggunakan Korelasi Product Moment yang dilambangkan dengan rxy, dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
Rxy : Koefisien Korelasi ∑x : Jumlah seluruh skor x
N : Jumlah Subyek ∑y : Jumlah seluruh skor y
∑xy : Jumlah hasil perkalian antara Variabel x dan Variabel y





DAFTAR PUSTAKA

Prof. DR. Sumarsono, M.Ed, "Peranan Guru sebagai Lingkungan Belajar Bahasa Kedua", 1999.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 1990.
Prof. R.H.A. Soenarjo, SH, Sejarah Al-Quran, Jakarta : Departemen Agama, CV Ferlia Citra Utama.
Rachmat Taufiq hidayat, Khazanah Istilah Al-Quran, Bandung : Mizan, 1999.
Drs. Supiana, M. Ag, dkk, Materi Pendidikan Agama Islam, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004 .
Prof, Muhammad Abu Zahrah, Ushul Fiqh, Jakarta : Pustaka Firdaus, 2005.
Fahd bin Muhammad Al-Rummi, Ulumul Qur’an, Yogyakarta : Titian Ilahi Press, 1997.
Abdurrahman al – Qadir Ahmad, Thuruqu Ta’alim al – Lughah al – ‘Arabiyah, Maktabah al – Nahdah, al – Mishriyah, Kaira : 1979
Sumber: (Ringkasan Iqtidha’ Ash-Shirathil Mustaqim) karya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, penerjemah: Ahmad Hamdani Ibnu Muslim, penerbit: Pustaka Ar-Rayyan Solo.
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara, 2008.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Jakarta : Rineka Cipta, 1993.


Dari situs Internet :
- http://zuhud.wordpress.com/2007/10/01/pentingnya-bahasa-arab/
- http:/www.alquranindonesia.com/index.php?option=com_fireboard&func=view&catid=28&id=31
- http://www.anneahira.com/bacaan-ayat-suci-al-quran.htm
- http://id.shvoong.com/books/guidance-self-improvement/1968037-fungsi-pengajaran-bahasa-arab-di/

CATATAN PENGEMBANGAN SUMBER BELAJAR PAI OLEH : PROF. DR.AMINUDDIN RASYAD

PENGEMBANGAN SUMBER BELAJAR PAI

(Kamis, 14 Oktober 2010).

# POKOK BAHASAN
1. Pertumbuhan dan Perkembangan siswa
(Growth and development of student)
2. Potentialitas Siswa (kemampuan terpendam, fitrah, talent, atau gifted)
3. Tipe Belajar Siswa
4. Motif dan Motivasi Belajar
5. Peran Input terhadap keberhasilan belajar siswa
6. Profesi Guru dalam Pembelajaran
7. Komponen Pendidikan dalam Pengembangan belajar
8. MID SEMESTER
9. Macam-macam Metodologi Pengembangan Sumber daya belajar
10. Remedial Teaching (Perbaikan sumber daya belajar)
11. Ciri-ciri siswa berhasil dalam belajar
12. Hukum keberhasilan Belajar
13. UAS
14. Laporan catatan pribadi diserahkan paling lambat pada waktu UAS


1. Pertumbuhan & Perkembangan Siswa (Growth and Development of Student) dalam belajar.

Dalam kehidupan, manusia mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan mulai dari masa pre-natal sampai akhir hayat. Pertumbuhan adalah perubahan jasmani mulai dari satu sel telur yang dibuahi aoleh salah satu sel jantan dalam rahim seorang ibu yang dihamili oleh suaminya, selama dalam pertumbuhan berlangsung selama 280 hari dengan proses segumpal darah (3 bulan), segumpal daging (3 bulan), dan jabang bayi (3 bulan lebih). Dalam pertumbuhan ini yang mula-mula tumbuh adalah otak yang terdiri dari 20 milyar sel otak, masing-masing sel otak ini mempunyai fungsi dalam kehidupan manusia antara lain dalam otak berfikir , bergerak, mengingat, berkembang dsb. Akhirnya jabang bayi lengkap dengan panca indera dan anggota tubuh selama dalam pertumbuhannya, bayi dalam keadaan tidur , tidak bernafas tapi hidup melalui peredaran darah, ia makan dan minum melalui makanan (asupan) yang dikonsumsi ibunya, yaitu melalui tali pusarnya. Bila ibunya mengkonsumsi 4 sehat 5 sempurna maka pertumbuhan jabang bayi ini sempurna dan sehat, tanda jabang bayi sehat setelah usia kandungan 4 bulan, dilihat detak nadinya oleh bidan/dokter setelah kandungan berusia 6 bulan, mulailah jabang bayi ini bergerak pada waktu-waktu tertentu yaitu pagi dan sore hari pada bagian atas dan terasa gerakannya.
Dan tampak kulit perut ibu tersebut bergerak selama dalam kandungan jabang bayi ini bergerak seperti berenang/berputar pada akhir masa kandungan posisi bayi sehat, kepalanya telah mengarah kea rah bawah saluran peranakan. Sehat tidaknya bayi sangat tergantung kepada kesehatan atau gizi yang dikonsumsi ibu yang bersangkutan. Menjaga kehamilan sangat penting dengan menjaga kesehatan, pikiran, emosi dan istirahat/tidur, pakaian dan kebersihan. Maka dalam hal ini partisipasi suami sangat penting selama istri mengandung, jangan sampai istri tercinta banyak gangguan emosi dan fikiran, pemeriksaan kandungan secara teratur diperlukan ke puskesmas / dokter / bidan untuk memeriksakan pertumbuhan jabang bayi, cirri kandungan sehat adalah pertumbuhan berat ibu yang mengandung satu sampai 2 kg dalam 1 bulan dan tampak dari membesarnya kandungan dan pertambahan berat badan, sebab itu memakan makanan bergizi dan vitamin dan kalk / vit c/ sangat dianjurkan dokter, pada masa akhir kandungan kurang lebih usia 8-9 bulan gerakan otak makin kuat, pada masa dekat melahirkan rasa sakit melahirkan dirasakan sekali seminggu, kemudian berubah-berubah seminggu, bila sakitnya tidak berhenti henti keadaan ini menjadi pertanda bahwa masa kelahiran sudah tua. Bila sakitnya terus menerus seperti orang mau BAB dan telah keluar air ketuban segeralah ke rumah sakit bersalin / panggil bidan dan dipersiapkan. Kelahiran anak bayi sehat lahir adalah menangis (baby cries) beratnya antara 2 ½ - 4 kg dengan panjang 40-50 cm. (ngidam=Big stomach)
(Kamis, 21 Oktober 2010)
Dalam proses pertumbuhan dan perkembangan manusia sejak masa konsepsi sampai dewasa dan meninggal mengalami berbagai periode yang sepatutnya dipahami dan dikuasai oleh setiap guru dalam bidang tugas yang di embannya. Sehingga pendidikan yang diberikan kepada siswa termasuk juga kedua orang tua dapat berjalan sesuai dengan keadaan yang bersangkutan. Dibawah ini dikemukakan Periodisasi tersebut :
1. Periode Masa Konsepsi / Prenatal Periode : 290 hari
2. Periode baru lahir / Neo natal / orok : sampai 15 hari
3. Periode bayi / baby Period : 15 hari-1 ½ tahun
4. Periode awal masa anak-anak / the beginning of child Period : 1 ½ tahun – 4 tahun.
5. Periode akhir masa awal anak-anak / the ending of child Period : 4 tahun – 7 thn
6. Periode anak masa sekolah / school Period : 7thn – 13 thn
7. Periode masa puber / Puberty Period : 13thn – 15thn.
8. Periode masa remaja / Teenager Period : 15thn – 17thn
9. Periode pemuda awal / the early young Period : 17thn – 19thn.
10. Periode usia pemuda / the young Period : 19thn – 21 thn
11. Periode dewasa / the adult Period : 21thn – 50thn.
12. Periode dewasa lanjut / The Aging Period : 50 – 80thn
13. Periode dewasa bangka / the last Period : 80 – the death
Pada masing-masing periode terjadi perubahan jasmani yang nampak dari perubahan tubuh, tungka dan gerak gerik bahasa yang digunakan dan sesuai dengan usia pertumbuhannya dan pengaruh kedua orangtua dan lingkungan social tempat anak tersebut bertempat tinggal.
Misalnya pada masa orok ybs tidur dan minum susu dari ibunya/ dari botol susu. Pada masa bayi tampak pertumbuhan dan perubahan fisik badan dan mulai gemuk, panjang, gerak gerik mulai lincah, kepandaian mulai tumbuh seperti membalikkan badan, menelungkup, mengangkat kepala, menghela perut, mengingsut (bantuan) dan berdiri bebas, berjalan dengan bantuan, berjalan dengan benar, lalu lari kecil, bahasa ibu, belajar kepandaian mulai dari makan, buang air kecil, BAB, mandi, berpakaian dsb.
Pada masa awal kanak-kanak tampak pertumbuhan jasmani menaik yang bersangkutan, ingin bergaul dengan lawan sebaya dan dalam bahasa PAUD, pendidikan anak usia dini, ia ingin sekolah melihat teman tetangga diantar kesekolah yaitu Play Group. Mereka senang bermain, bernyanyi dan mendengar cerita guru berpakaian bagus dsb.
Pada masa kanak-kanak (4-7 thn) mereka masuk TK , mereka senang bermain, bernyanyi, menggambar, menggunting, melipat, diajar mengaji dan pelajaran keterampilan. Pada usia anak sekolah 7-13thn ia sudah kuat berjalan 7km, pikiran tenang, ia sangat patuh pada guru, pakaian yang bersih disiplin, sudah kuat duduk dibangku/diskusi dari pukul 6.30 – 14.00.
Pada usia puber tampak pertumbuhan jasmani sangat fantastis, antara lain mulai Haid (pr) dan mimpi pacaran (lk), anak laki2 mulai tumbuh kumis dan jenggot, tungkai, tumbuh panjang, suara mulai besar seperti laki-laki dewasa, rambut dan bulu mulai tumbuh seperti pada pangkal tangan dan didaerah kemaluan.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
(Kamis, 28 Oktober 2010)
POTENTIALITY BELAJAR SISWA DALAM PENDIDIKAN

Potentiality (Bhs. Inggris) berarti kemampuan terpendam yang ada pada diri siswa/seseorang. Dalam bahasa Indonesia sering disebut ‘Potensi’ artinya adalah Kemampuan yang dimiliki seseorang untuk berbuat. Kemampuan terpendam ini atau Potensi ini bias menjadi kenyataan bila guru dan pendidik mampu mengaktualisasikannya menjadi kenyataan, misalnya : siswa berpotensi Cerdas, senang matematika, senang ilmu-ilmu social, maka guru dengan teknik pembelajarannya, maka siswa ybs akan menjadi pintar dan mampu untuk bidang-bidang studi, diatas dengan mengikuti teori belajar.
Belajar adalah perubahan yang terjadi pada diri siswa hasil dari pengalaman atau learning in the change behaviour the result and experience. Perubahan yang terjadi tersebut bersifat menetap / permanent contoh : Ketika siswa pertama kali belajar dikelas 1 SD, belum bias apa-apa. Setelah diajar/dibelajarkan oleh gurunya, akhirnya dirinya berubah menjadi tahu, mengerti, mampu dan pandai mengerjakan tugas-tugas / PR dari guru. Berdasarkan pengalaman 6 tahun di SD siswa ybs dalam ujian akhir tahun naik kelas dan UAS lulus dan menggondol ijazah SD dengan nilai raport baik dengan pujian, sekarang ia telah berubah. Perubahan pada dirinya tetap dibawanya ke SLT/SLA dan perguruan tinggi. Akhirnya ia lulus ujian sarjana strata 1 dengan ujian skripsi yang dibimbing oleh dosen.
Dalam ajaran Islam potensi ini disebut Fitrah yaitu sifat-sifat bawaan yang ditunjukkan oleh kedua orang tua kepada anaknya. Bila ortu anak ybs pintar, cerdas, berbakat tertentu maka anaknya akan mewarisi bakat orangtuanya. Contoh : Tarmisi thaher mantan menteri Agama RI, orangtuanya ahli agama Islam mendirikan sekolah agama, makanya ia senang membaca buku-buku ayahnya, setelah ia tamat SMA oleh ayahnya dipaksa melanjutkan pelajaran (studi) ke fakultas kedokteran. Setelah tamat fak.kedokteran ia tidak menjadi dokter dan tidak bergerak dibidang kesehatan, tapi ia masuk imam tentara angkatan laut menjadi ROHIS (Rohaniah Islam). Kemapuan agamanya berkembang, kemudian ditugaskan menjadi sekjen Depag . akhirnya ia menjadi menteri agama. Dewasa ini ia berfitrah dibidang social keagamaan. Hadits Nabi berbunyi :


---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
(Kamis, 11 November 2010)
Kompetensi === > Kemampuan / kebolehan seorang guru.
Kompetensi Guru



(Komp.Akademik) (Komp.Kepribadian) (Komp.Pedagogik) (Komp.Agama)



Dalam UU Guru dan Dosen UU No.19 / 2005 Terdapat dalam kurikulum PA & Buku2 Guru.


Untuk mampu menguasai kompetensi guru antara lain :
1. Mencintai tugas guru seperti mencintai sesuatu yang dikagumi.
2. Bahagia dan bangga menjadi guru karena tugas dan kewajiban guru adalah mencerdaskan kehidupan Akademik siswa menjadi tanggung jawab guru.
3. Fungsi guru adalah melaksanakan ajaran Islam yaitu.
Firman Allah :

4. Tugas dan kewajiban adalah mendidik dan mengajarkan ilmu ( Surat Al-Mujadalah ayat 11 )
5. Profesi guru sebagai pendidik berbeda dengan profesi lainnya diseluruh dunia yaitu ahli dalam pendidikan dan pembelajaran yang dihadapi adalah siswa normal yang sedang tumbuh dan berkembang.
6. Tugas mendidik adalah mempersiapkan generasi mendatang (the futural generation)
7. Tugas mendidik adalah mengajarkan Ilmu yang bermanfaat bagi dunia dan akhirat,
Hadits Rasulullah :

Kompetensi Pedagogik

Asal kata dari Pedagogos (Yunani) => Paeda : Anak
Gogos : Mendidik




(Kamis, 02 Desember 2010)
MEDIA PEMBELAJARAN
(Instructional Media)
# Pengertian Media
Dalam kehidupan social dalam berinteraksi dengan sesama memerlukan berbagai alat untuk berkomunikasi baik jarak dekat maupun jarak jauh. Alat komunikasi yang digunakan bermacam-macam ada yang tradisional seperti : gerak tangan, gerakan kepala dan badan atau air mukea, bila berjarak jauh manusia menggunakan suara keras, menggubnakan pukulan gong atau kentong/gerakan-gerakan tertentu sebagai alat menyampaikan maksud dan pesan. Pada zaman moderndengan teknologi tinggi sebagaimana dewasa ini orang menggunakan telepon, HP, televise, radio, markoni, telegram, internet, website dll.
Begitu juga yang di lakukan dalam dunia pendidikan dan sistem pembelajaran yang dilakukan guru dengan siswa, dosen dan mahasiswanya, ustad dengan santrinya. Menggunakan alat_alat tertentu untuk menyampaikan materi pembelajarandan pokok bahasanya. Yang terdapat dalam kurikulum dan buku pedoman, alat yang digunakan untk menyampaikan pesan dengan benda tertentu, yang dapat berfungsi mencapai tujuan dinamakan media jamak dari medium (bahasa latin). Secara etimologi atau bahasa ilmiahi media adalah perantara yang menghubungkan 2 belah pihak yang berbeda atau berada di tempat yang berbeda. Misalnya = pihak guru, dosen, kyai berada di depan kelas sedangkan siswa, mahasiswa dan santri berada di tempat duduk atau kursi atau lantai yang berjarak antara kedua belah pihak. Maka alat yang menyampaikan pesan dari salah satu pihak kepada pihak lain disebut mediator dan benda yang digunakan dinamakan media. Seperti papan tulis, over head atauproyektor, televise, hp,dll. Dosen, guru, dan kyai disebut pusat berita atau informasi. Maka guru dalam fungsinya sebagai sumber ilmu disebut juga eductor atau informatory, fasilitator, mediator.
2) Kegunaan Media Pembelajaran
a. Lebih memperjelas pemahaman dan pengertian terhadap mata pembelajaran yang disajikan guru.
b. Menyamakan pemahaman dan pengertian semua siswa, mahasiswa dan santri terhadap materi yang disampaikan guru, dosen atau kyai
c. Dapat melampaui ruang dan waktu.
d. Sebagai benda pengganti. Karma pembatasan membawa benda asli ke depan kelas (keamanan tempat dan lokasi)
(Kamis, 09 Desember 2010)
SUMBER BELAJAR (Learning Resources)

Menurut konsep psikologi belajar adalah perubahan yang terjadi pada orang yang belajar (learner) sebagai hasil dari pengalaman melalui membaca, melihat, mendengar, merasakan dan mencoba baik secara Trial and Error yaitu coba-coba salah dengan berulang kali akhirnya memperoleh yang dicari. Menurut E.R Hilgaid & D.G Margenes, belajar (learning in the process by which an activity is changed through training prosedure / wheter in the laboratory or in natural invironment / as distinguished from changed by factor attributable to learning). Artinya, belajar adalah proses suatu usaha secara terus menerus berdasarkan pengalaman dan aktivitas atau kegiatan yang menyebabkan terjadi perubahan pada diri melalui prosedur belajar atau apakah dilakukan dalam laboratorium atau lingkungan alamiah sekitar atau sebagaimana perubahan itu terjadi karena factor yang bukan berasal dari suatu latihan.
Henry E.Garrett dalam buku “General Psycology” menulis bahwa : ‘Learning is process by which as result of training and experience leads to new or changed responses’. Artinya : Belajar adalah proses sebagai hasil latihan dan pengalaman yang membawa kepada respon perubahan yang baru pada diri orang yang belajar. Harry F.Harlow berpendapat “Learning is a more or less permanent change in behaviour processed by experience”. Artinya : Belajar adalah sebagai perubahan yang terjadi pada tingkah laku sedikit / banyak hasil dari pengalaman.
Dari beberapa definisi belajar diatas tampak bahwa belajar yang dilakukan adalah perubahan yang terjadi pada tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman dan latihan yang dilakukan, sehingga perubahan yang terjadi tersebut bersifat menetap / permanent, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu dan tidak bias menjadi bias dsb.
Melalui belajar dapat diperoleh berbagai ilmu (science) pengalaman (experience), kebiasaan-kebiasaan tertentu sehingga orang yang belajar berubah cara berfikirnya, sikapnya, tingkah lakunya dan cara menghadapi sesuatu yang baru. Dalam belajar seseorang mencari sumber ilmu yang dapat ditimbanya, diambilnya, digalinya dan dikoreknya, sehingga ilmu itu pindah ke dalam dirinya, sehingga ia sekarang sudah bisa dan lancer membaca Al-Quran dan hormat dan menyimpannya dengan baik ditempat yang tinggi.
Sumber belajar banyak sekali dialam ini baik melalui Pendidikan Formal disekolah, pendidikan informal dalam lingkungan keluarga maupun, pendidikan melalui lingkungan social dan kemasyarakatan atau Pendidikan nonformal.
(Kamis, 16 Desember 2010 )
CIRI-CIRI KEBERHASILAN SISWA DALAM BELAJAR
(Achievement)

Sebagai guru yang arif dan professional dalam pendidikan dan pembelajaran dituntut untuk tanggap mengenai keberhasilan siswanya dalam belajar yang dikelolanya baik sebagai guru kelas maupun dibidang studi, keberhasilan siswa dalam belajar ditandai antara lain rajin, disiplin, patuh dan memiliki peralatan-perlatan belajar yaitu buku yang ditetapkan oleh sekolah yaitu yang terdapat dalam kurikulum hasil belajar itu terungkap dalam manifestasi (kehebatannya) yaitu nilai raportnya masuk ranking, minimal tidak terdapat nilai 6 apalagi ada angka 5 pada salah satu mata pelajaran.
Dalam aktifitas belajar terungkap dan terlihat cara-cara siswa yang bersangkutan. Belajar yaitu sbb:
1. Banyak Membaca (Much Reading)
Siswa yang dalam belajar banyal membaca buku disebut siswa bertipe visual yaitu banyak menggunakan alat indera mata dalam belajar bila guru sedang berdiri didepan kelas, matanya memperhatikan gaya guru membelajarkan pokok bahasan yang disajikan dari memperhatikan catatan yang dituliskan guru di papan tulis dan langsung mencatat karma catatan tersebut menjadi tambahan dari uraian yang disampaikan guru, apalagi kalau catatan tersebut adalah dalam istilah ilmiah dalam bahasa asing yang penjelasannya disajikan guru melalui uraian dan contoh, siswa yang belajarnya banyak membaca dengan menggunakan alat indera mata disebut siswa bertipe visual, sesuai dengan ajaran Al-Qur’an yaitu IQRA, Nabi pintar & hafal Al-Quran karena mengikuti Allah melalui malaikat jibril pada wahyu pertama dalan surat Al-A’laq.
Banyak membaca disini bukan hanya melalui buku-buku teks, tapi juga membaca melalui pengalaman, melihat keberhasilan orang lain dalam studinya, seperti melalui media cetak dan media elektronik, dalam penelitian ilmiah dikemukakan bahwa ilmu pengetahuan banyak melalui mata sebesar 75%, sebab itu Rosulullah sebelum diangkat menjadi Nabi dah Rosul banyak melakukan perjalanan dan melakukan pengamatan mengenai tingkah laku bangsa arab terutama kaum kafir Quraisy, kemudian dijadikan masukan-masukan bagu Nabi Input atas dasar ini Rosulullah bersabda :
“Bila engkau melakuikan sholat, lakukan perjalanan dimuka bumi”
Orang barat mengatakan apa yang diperintahkan Rosulullah ini disebut Experience is the best teacher yaitu Pengalaman adalah guru yang paling baik. Hindarkanlah dalam belajar badan merasa lelah dan mata mengantuk.
2. Banyak Mendengar dan Menyimak
Keberhasilan belajar kedua adalah belajar dibawah asuhan guru, banyak-banyak mendengarkan dan menyimak uraian dan paparan guru. Uraian dari guru adalah materi pelajaran (subject matter) yang penting dan pokok-pokok yang dijelaskan oleh guru dari buku teks / uraian & penjabaran guru sehinggga materi pelajaran tersebut menjadi jelas, sifat belajar dengan banyak menggunakan alat pendengaran / telinga ini disebut Tipe belajar Auditif. Sebab itulah bila guru sedang menyajikan pokok bahasannya kelas / siswa rebut / bersenda gurau / memainkan HP / memakan makanan kecil / mengumam bon2 / kopiko yang dapat menyimpangkan perhatian dari guru. Dapatlah dipahami guru yang arif menegur kelasnya sambil mengetuk meja. Berkata perhatikan & dengarkan, lihat ke depan… !!!!. peringatan guru ini agar konsentrasi dan minat belajar siswa penuh tertuju kepada guru.
Ilmu yang masuk melalui telinga sebesar 13 % yang selanjutnya diteruskan syarat konduktor (penerima) ke otak.
3. Banyak Mencatat & Mengerjakan Latihan (Execise)
Cara belajar dengan banyak menggunakan alat motorik / tangan seperti membuat Resume, mengerjakan tugas-tugas dari guru sehingga pelajaran tersebut dapat dipahami dan masuk ke otak, karena dalam belajar alat indera gerak banyak membantu menyelesaikan bahan pelajaran seperti mengerjakan soal, menjawab pertanyaan tertulis. Tipe belajar yang banyak menggunakan alat motorik / tangan disebut Tipe belajar Taktil, yaitu belajar dengan bantuan tangan/ keterampilan seperti pada mata pelajaran keterampilan dalam Laboratorium, tata boga dan tata busana, kalau sekarang Tipe Taktil ini adalah menggunakan Laptop dalam belajar atau kuliah.
Siswa tuna netra adalah bertipe Taktil karena tangannya membantu menekan pelajaran yang diterangkan guru dengan mengalihkannya ke dalam huruf “BRAILE” yaitu kalimat-kalimat bercirikan tonjolan-tonjolan dalam buku catatannya.
Kadang-kadang siswa yang kreatif dalam belajar adalah buku yang dibacanya ditandai dengan warna tertentu / menggunakan Stabilo, catatan, stabilo, ringkasan yang dibuat mengingatkan orang yang belajar terhadap ilmu yang sedang dipelajarinya.


(Kamis, 23 Desember 2010)
PENGEMBANGAN SUMBER BELAJAR
(Development of Learning Resources)

Pengembangan sumber belajar bagi siswa selain dari buku-buku yang terdapat dalam kurikulum , guru dapat dan dituntut mampu mengembangkan sumber belajar yang dapat memperkaya (enrichment) meluaskan wawasan (Horison Enlargement) dan sebagai bahan perbandingan / comparative study.
Di bawah ini dapat digunakan dan dijadikan pengembangan ilmu siswa agar mereke memperoleh nilai tambah dari yang terdapat dalam kurikulumyaitu dari :
1) Kitab Suci Al-Quranul Karim.
Kitab suci Al-Quranul karim adalah firman Allah yang berisikan petunjuk, pedoman dan peberitahuan Allah tentang Ilmu pengetahuan yang terdapat di dalam Al-Quran pada surat dan ayat-ayat tertentu. Seorang Ilmuan dari Pakistan telah menggali Ilmu yang terdapat dalam Al-Quranie Science yang berarti kandungan ilmiah yang terdapat dalam Al-Quran. Diantara ilmu yang baru dapat digalinya antara lain :
a. Proses kejadian alam semasa 8 kurun waktu, berdasarkan ayat-ayat Al-Quran, maka ditemukan teori tentang kejadian alam semesta, peredaran bumi, bulan dan bintang-bintang mengelilingi alam sehingga diperoleh ilmu Falak / Ilmu Hisab yaitu jadwal waktu sholat, ibadah puasa, idul fitri, idul adha, waktu 24 jam selama 1 hari (siang & malam).
b. Di dapatnya pesaway ulak alik sehingga ilmuan sudah mampu mengedari bumi, pergi ke bulan. Penemuan ini didasarkan penafsiran peristiwa Isra’ & Mi’raj Nabi dari madinah ke mekkah dan tugas membawa ibadah sholat / kewajiban sholat yang diperlukan Nabi pulang pergi dalam 1 malam, karena ada ayat yang mengatakan : “ Engkau tidak akan mampu mengarungi ruang angkasa tanpa kekuatan (shiltan).
c. Pertukaran malam & siang dengan garis edar bumi, digaris edarnya (Ecliptile)yaitu di khatulistiwa 0% di daerah 23 ½ derajat lintang utara & 23 ½ derajat lintang selatan. Dari studi ini diperoleh ilmu tentang berbagai musim yaitu musim pancaroba, winter, summer, musim gugur, semi dan bunga. Ilmu tentang cuaca, gelombang, angina, badai, cyclone dan gunung merapi yang menjadi kajian ilmuan BMG (Badan Meteorologi & Geofisika & Tsunami).

(Kamis, 30 Desember 2010)
PENGEMBANGAN SUMBER BELAJAR
MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN

Pengembangan sumber belajar disekolah dari guru sendiri dan buku-buku pegangan guru & siswa dapat dikembangkan melalui media pembelajaran yaitu rujukan materi pelajaran dari alat perantara (Media) yang dapat digunakan untuk memeperjelas uraian, penyajian guru, sehingga pengertian substansi materi yang disajikan makin jelas bagi siswa dan penghayatan serta pengertian dapat disamakan.
Media jamak dari kata Mediun (bahasa latin) yang berarti perantara / penengah yang dapat menghubungkan dia atau lebih pihak yang sedang bertemu atau berkomunikasi yaitu antara guru dan siswa atau antar siswa dengan siswa. Media pembelajaran yang banyak digunakan dalam system pendidikan disekolah adalah sebagai berikut :
1. Benda yang bersangkutan yang menjadi sumber pelajaran yaitu :
• Benda asli - Miniatur
• Benda tiruan - Ukiran / gambar
• Skets
2. Alat Bantu pandang atau Visual Aid yaitu :
• Film Strip - Klipping (koran, majlaah, media cetak)
• Slide / film pancar dari OHP - Suri Tauladan
• Transparan - Barang cetakan
• Lembar peraga (caption) - Papan tulis (white board/black board)
• Pantomim

3. Alat Bantu dengan Audio Aid yaitu :
• Tape Recorder - Internet
• Radio - Website
• Piring hitam - Hand Phone
• Komputer - Telepon
4. Alat Bantu pandang & dengar (Audio visual Aid) yaitu :
• Video tape
• Televisi
• Gambar hidup (Bioskop)
Eaephone > Headset
- Daily => menunjukkan sifat dan orang - Monthly - Quarterly - Weekly - Yearly
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
(Kamis, 06 January 2011)
PENGEMBANGAN SUMBER BELAJAR OLEH GURU

Luasnya ilmu pengetahuan dan seni siswa disekolah antara lain adalah factor guru sebagai sumber Ilmu berdasarkan pendidikanya, pengalaman, profesi dan kompetensi serta kode etik guru. Di bawah ini dikemukakan pengembangan ilmu, teknologi dan seni yang dapat dilakukan yang kreatif yaitu melalui :
1) Pembelajaran melalui Karya Wisata / Study Tour
Karyawisata adalah meluaskan wawasan siswa & guru sendiri, membawa siswa keluar sekolah/ keluar kampus ke tempat-tempat yang dapat menambah Ilmu siswa & guru sendiri. Secara berencana 2x atau lebih dalam 1 tahun, misalnya guru bidang studi tertentu dapat membawa siswa ke museum, perpustakaan nasional, ke pabrik-pabrik tertentu yang berkaitan dengan kurikulum, museum ABRI, TMII, ke PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air), PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Udara), PLTG (Pembangkit Listrik Tenaga Gas), obyek-obyek wisata tertentu seperti ; ke kebun raya, Kebun binatang, kebun bunga, kebun the, pabrik tekstil, ke sekolah-sekolah favorit, ke masjid-masjid yang mengandung sejarahseperti (Istiqlal, Fatahillah, Mesjid yang didirikan oleh umat Islam keturunan tiong hoa seperti di Glodok Jakarta dan di kota-kota tempat bertugas.
Pergi ke tempat-tempat tersebut memerlukan persiapan matang seperti kendaraan (bus), biaya, hari dan tanggal, guru pembimbing dari pemberitahuan sekolah, kepala orang tua siswa, sebelum berangkat ke tempat tujuan kepada siswa diberikan Informasi mengenai tujuan yang hendak dicapai, tugas-tugas siswa selama ditempat wisata, dengan demikian study tour bukan untuk tamasya saja, observasi, wawancara dengan orangtua tertentu ditempat tujuan tentang sesuatu yang telah diarahkan guru. Setelah pulang dari studi tour diadakan laporan perkelompok yang telah ditugaskan guru dan diskusi kelas sehingga siswa memperoleh manfaat dari studi tour ini.

2) Pembelajaran melalui hokum belajar Edward L.Thorndike yaitu:
“The Law of Learning” melalui Pertama‘ The Law of Readness’ yaitu mempersiapkan siswa dengan pokok bahasan, buku murid, alat-alat pelajaran. Kedua ‘ The Law of Effect’ yaitu guru memberikan Ilmu yang bermanfaat bagi siswa. Dan Ketiga ‘The Law of Exercise’ yaitu banyak memberikan tugas-tugas dan latihan, sehingga siswa terbiasa mengerjakan PR atau tugas pribadi dan tugas bersama.

3) Pembelajaran melalui Belajar dan banyak Mendengar, seperti dalam surat Al-A’laq, karma dengan mendengar Ilmu-ilmu banyak yang masuk 13% melalui indera pendengaran dan 12%nya melalui pengecapan dan alat indera yang lain.





(Kamis, 13 January 201)
PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP ( Life long Education )
Salah satu hadits Muhammad Rasulullah SAW yang mutawatir adalah belajar dan menuntut ilmu sepanjang hayat yaitu melalui hadits yang berbunyi “ Uthlubul ‘Ilma minal mahdi Ila lahdi” yuang menurut konsep barat terutama Amerika adalah Life Long Education.
Kenapa Rosulullah menuntut umat Islam untuk belajar seumur hhidup amntara lain adalah :
1. Umur manusia panjang, rata-rata diatas 50 tahun.
2. Ilmu Allah yang ada di alam amat banyak dan tidak terhitung jumlah & macam serta tempatnya, baik yang ada pada tubuh manusia, binatang (fauna), tumbuhan (flora), dipermukaan dan dalam perut bumi, diruang angkasa dan berbagai planet seperti bulan, matahari, bintang dan iklim serta didalam laut.
3. Masyarakat selalu berubah yaitu social change, karena pergaulan, karena penemuan Ilmu teknologi.
4. Sifat manusia yang selalu ingin tahu yang dikenal dengan Curiosity (Ingin tahu akan segalanya).
5. Manusia dijadikan Allah Khalifah atau pengelola yang mengatur kehidupan probadi dan kehidupan bersama.
6. Manusia keyika dilahirkan tidak tahu & tidak bias apa-apa terkecuali hanya menangis (baby cries).
7. Semua benda yang ada di alam ini mempunyai nama, baik benda hidup maupun benda mati.
8. Manusia dalam kehidupannya mempunyai fungsi rangkap, yaitu pada suatu masa ia menjadi penuntut Ilmu (belajar) dan pada masa lain atau masa tertentu ia menjadi guru antara lain menjadi ayah & ibu dari anaknya / kakek & nenek dari cucu dan keturunannya.
9. Manusia dituntut untuk saling membantu dalam kehidupan social untuk mampu membantu orang lain, manusia dituntut untuk mempunyai Ilmu pengetahuan.
10. Ilmu pengetahuan yang dipunyai oleh manusia tanpa memandang Agama yang di anutnya adalah pintu Rizki.
11. Allam ciptaan Allah maha luas, untuk menempuh dan mendiami yang memerlukan Ilmu dan Pendidikan.
12. Manusia ditakdirkan Allah adalah guru untuk diri sendiri & guru untuk sesame, karena Allah adalah maha pendidik dilangit dan dibumi, sedangkan manusia adalah pendidik dibumi melalui nenek moyang manusia yaitu Adam as dan dididik disurga sebelim turun ke bumi yaitu diajarkan semua nama yang ada di alam raya.

RIYA & NIFAK SEBAGAI PENYAKIT HATI

BAB 1
PENDAHULUAN




Islam bukanlah agama yang menampakkan hal hal luar dan seremonial, karena menampakkan ibadah dan syi’ar itu tidak mencukupi selama tidak bersumber dari keikhlasan karena Allah semata. Ikhlas sangat berpengaruh dalam lubuk hati, mendorong untuk melakukan amal shalih, menerapkan sebuah metode yang dapat memperbaiki kehidupan manusia di dunia ini. Ketika iman telah kokoh tertanam dalam hati, maka ia akan bergerak cepat agar zat iman itu terealisasi dalam bentuk amal shalih.
Oleh karena hakikat pendidikan yang penting ini, Allah mengisyaratkan dalam firmanNya,
“Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan. Sesungguhnya Kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, Kami tidak menghendaki Balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih.” (Al Insaan : 8-9)
Bentuk keluar dengan sombong dan riya’ kepada manusia dan berpaling dari jalan Allah akan selalu hadir di depan pasukan orang beriman. Mereka melihat dengan mata kepala mereka keluarnya orang Quraisy pada hari Pertempuran Badar dengan kendaraan perangnya, jumlah pasukannya, baik yang berjalan maupun yang menunggang kuda, untuk mengulang kembali kemenangan Pertempuran Badar, di dengar oleh orang Arab dan selalu terus diperhitungkan. Akan tetapi riya’ ini cepat berakhir, berakibat buruk, dan cita citanya juga buruk. Riya’ menjadi suatu pungkasan. Orang orang musyrik telah menunjukkan riya’ dan keangkuhan.












BAB II
PEMBAHASAN


A. Pengertian Riya

Riya berasal dari kata ru’yah (penglihatan) sebagaimana sum’ah berasal dari kata sam’u (pendengaran) dari sekedar makna bahasa ini bisa difahami bahwa riya adalah ingin diperhatikan atau dilihat orang lain. Dan para ulama mendefiniskan riya adalah menginginkan kedudukan dan posisi di hati manusia dengan memperlihatkan berbagai kebaikan kepada mereka.
Dari definisi tersebut jelas bahwa dasar perbuatan riya’ adalah untuk mencari keridhoan, penghargaan, pujian, kedukan atau posisi di hati manusia semata dalam suatu amal kebaikan atau ibadah yang dilakukannya.
Dari segi syara, imam Al-Hafiz Ibnu Hajar dalam kitabnya Fathul Bari mengatakan bahwa ria adalah Ibadah yang dilakukan dengan tujuan atau maksud agar dapat dilihat orang lain sehingga memuja pelakunya.
Allah berfirman dalam Surah Ar Rum ayat 41 :
Artinya :
“ Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kenbali (ke jalan yang benar).” (QS. Ar Rum : 41 )

Orang yang riya itu sangatlah merugi selain ia tidak memperoleh apa-apa dari Allah SWT karena sifat riya telah menghanguskan amalannya, diapun dianggap telah menyukutukan Allah karena apa yang dilakukannya bukan dilandasi ikhlas karma Allah melainkan karena mengharapkan pujian dari makhluk Allah.

Sabda Rasulullah SAW yang artinya :
“Sesungguhnya yang paling aku takuti atas kamu sekalian adalah syirik kecil.” Sahabat bertanya : “Apakah syirik kecil itu ya Rasulullah?. Rasulullah bersabda : “ Syirik yang paling kecil itu adalah Riya.”

Kenikmatan beramal bukan berdasarkan pujaan dari seseorang, melainkan terletak pada keikhlasan kita dalam melakukannya. Kita tidak akan merasa lebih letih, kecewa, atau merasa rugi dengan apa yang telah dilakukan apabila segala sesuatunya kita perbuat karena Allah semata, kita meyakini bahwa Allah melihat semua yang kita lakukan. Firman Allah :
Artinya : Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. At-Taubah : 16 )

Ibnu Qudamah mengatakan,”Apabila sifat riya’ itu muncul sebelum selesai suatu ibadah dikerjakan, seperti sholat yang dilakukan dengan ikhlas dan apabila hanya sebatas kegembiraan maka hal itu tidaklah berpengaruh terhadap amal tersebut namun apabila sifat riya sebagai faktor pendorong amal itu seperti seorang yang memanjangkan sholat agar kualitasnya dilihat oleh orang lain maka hal ini dapat menghapuskan pahala.
Adapun apabila riya menyertai suatu ibadah, seperti seorang yang memulai sholatnya dengan tujuan riya’ dan hal itu terjadi hingga selesai sholatnya maka sholatnya tidaklah dianggap. Dan apabila ia menyesali perbuatannya yang terjadi didalam sholatnya itu maka seyogyanya dia memulainya lagi. (A Mukhtashar Minhajil Qishidin hal 209).

Dilihat dari bentuknya Ria ada 2 macam yaitu :
1. Ria dalam Niat
Maksudnya adalah berniat sebelum melakukan pekerjaan aga pekerjaan tersebut dipuji oleh orang lain. Padahal niat sangat menentukan nilai suatu pekerjaan. Jika pekerjaan baik dengan niat karena Allah, maka perbuatan itu mempunyai nilai disisi Allah, dan jika perbuatan itu dilakukan karena hal lain seperti ingin mendapat pujian, maka perbuatan itu tidak memperoleh pahala dari AllahSWT. Sebagaimana Hadits Nabi Muhammad SAW. Yang artinya ;
“ Sesungguhnya segala perbuatan itu tergantung niatnya……….” (HR. Muslim)

2. Ria Perbuatan
Ria yang berhubungan dengan perbuatan ini masih dapat dilihat sekalipun agak samara-samar. Bila kita mendapatkan orang yang demikian, kita tidak boleh berburuk sangka terllebih dahulu. Contoh perbuatan Ria dalam mengerjakan sholat, seseorang tampak memperlihatkan kesungguhan dan kerajinan, namun alasannya takut dinilai rendah dihadapan guru atau oranglain. Orang yang ria dalam shalat akan celaka. Firman Allah SWT dalam surah Al-Ma’un Ayat 4-7 :
Artinya : 4. “Maka celakalah bagi orang-orang yang sholat.”
5. “(yaitu) orang-orang yang lalai dari salatnya.”
6. “Orang-orang yang berbuat Ria.”
7. “Dan enggan (menolong dengan) barang berguna.”
(QS. Al-Ma’un: 4-7 )
Dalam firman Allah yang lain yaitu dalam surah An-Nisa ayat 142 dinyatakan sebagai berikut :
“ Sesungguhnya orang-orang yang munafik itu menipu Allah dan Allah akan membelas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk sholat, mereka berdiri dengan malas, Mereka bermaksud ria (dengan salat) di hadapan manusia. Dan tidaklah menyebut Allah, kecuali sedikit sekali.” (QS. An-Nisa : 142)

# Bahaya Riya’ bagi Amal Perbuatan:

a.) Menyia-nyiakan amal shalih, dari pengaruh baiknnya dan tujuan luhurnya Islam bukanlah agama yang menampakkan hal hal luar dan seremonial, karena menampakkan ibadah dan syi’ar itu tidak mencukupi selama tidak bersumber dari keikhlasan karena Allah semata. Ikhlas sangat berpengaruh dalam lubuk hati, mendorong untuk melakukan amal shalih, menerapkan sebuah metode yang dapat memperbaiki kehidupan manusia di dunia ini.
Ketika iman telah kokoh tertanam dalam hati, maka ia akan bergerak cepat agar zat iman itu terealisasi dalam bentuk amal shalih. Oleh karena hakikat pendidikan yang penting ini, Allah mengisyaratkan dalam firmanNya:
“Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan. Sesungguhnya Kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, Kami tidak menghendaki Balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih.” (Al Insaan : 8-9).

# Adapun beberapa kiat untuk menghilangkan penyakit riya’, menurut Imam Ghozali adalah :
1. Menghilangkan sebab-sebab riya’, seperti kenikmatan terhadap pujian orang lain, menghindari pahitnya ejekan dan anusias dengan apa-apa yang ada pada manusia, sebagaimana hadits Rasulullah saw dari Abu Musa berkata,”Pernah datang seorang laki-laki kepada Rasulullah saw dan mengatakan,’Wahai Rasulullah bagaimana pendapatmu tentang orang yang berperang dengan gagah berani, orang yang berperang karena fanatisme dan orang yang berperang karena riya’ maka mana yang termasuk dijalan Allah? Maka beliau saw bersabda,’Siapa yang berperang demi meninggikan kalimat Allah maka dia lah yang berada dijalan Allah.” (HR. Bukhori).
2. Membiasakan diri untuk menyembunyikan berbagai ibadah yang dilakukannya hingga hatinya merasa nyaman dengan pengamatan Allah SWT terhadap berbagai ibadahnya itu.
3. Berusaha juga untuk melawan berbagai bisikan setan untuk berbuat riya pada saat mengerjakan suatu ibadah.

B. Pengertian Nifak

Kata Nifak berasal dari bahasa arab dan merupakan “shigat isim mashdar” yang artinya berpura-pura atau bermuka dua. Kata kerjanya adalah “naafaqa” yang mengandung arti berbuat pura-pura. Orang yang bermuka dua atau yang suka berbuat pura-pura disebut munafik, kata jamaknya adalah Munafikun/Munafikin.
Menurut Ibnu Katsir (1302-1371 M) seorang alim terkemuka, ahli fiqih dan tafsir, orang munafik itu ialah orang yang menampakkan kebaikan dan merahasiakan kejahatan. Kemunafikan itu bermacam-macam. Secara garis besar kemunafikan terbagi 2, yakni yang berhubungan dengan I’tikad, ini merupakan dosa besar yang tidak terampuni serta menyebabkan kekalnya di neraka dan kemunafikan yang berhubungan dengan amaliah, ini termasuk dosa besar.
Sedangkan Prof. T. M. Hasbi Ash_shaddiqi menjelaskan bahwa orang munafim itu adalah orang yang melahirkan kebajikan dan menyembunyikan kejahatan. Dengan lidahnya mereka mengaku beriman tetapi hati mereka menertawakan apa yang diucapkan oleh lidah mereka.
Nifak adalah sumber segala malapetaka. Ibnu Qayyim al-Jauziyyah telah mengungkapkannya secara tulus dalam kitab Madaarijus Saalikiin (I/347-359) sebagai berikut, "Adapun nifak merupakan penyakit bathin yang sangat berbahaya. Seseorang bisa dikuasai penyakit ini tanpa disadari. Hakikatnya sangat samar atas kebanyakan orang. Dan biasanya menjadi lebih samar atas orang yang telah terjangkiti penyakit nifak ini. Ia mengira telah melakukan perbaikan, namun pada hakikatnya ia merusak."
Nifak ada dua macam: Nifak akbar dan Nifak ashghar. Nifak akbar adalah nifak yang menyebabkan pelakunya kekal di dalam kerak neraka. Yaitu, ia menampakkan kepada kaum muslimin imannya kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan kepada hari akhirat. Namun, dalam bathin ia tidak mengimani semua itu, bahkan mendustakannya. Ia tidak mengimani bahwa Allah berkata-kata dengan perkataan yang Allah turunkan kepada seseorang yang Dia pilih sebagai utusan. Yaitu, agar utusan itu menyampaikan risalah-Nya kepada umat manusia.
Allah telah membongkar kebobrokan kaum munafikin dan mengungkap rahasia bathin mereka dalam Al-Qur'an. Allah memperlihatkan hakikat mereka kepada ummat manusia agar dapat mewaspadainya dan dapat menjauhi mereka. Allah menyebutkan tiga golongan manusia pada awal surah Al-Baqarah, yakni kaum mukminin, kaum kafir, dan kaum munafik. Allah menyebutkan empat ayat mengenai kaum mukminin, dua ayat mengenai kaum kafir, dan tiga belas ayat mengenai kaum munafik. Malapetaka yang menimpa Islam akibat perbuatan mereka sangat besar. Mereka menisbatkan diri kepada Islam, mengaku sebagai pembela dan loyal kepada Islam. Padahal, hakikatnya mereka adalah musuh. Mereka menunjukkan permusuhan dalam segala bentuk yang dikira oleh orang jahil bahwa semua itu adalah ilmu dan perbaikan, padahal sebenarnya merupakan puncak kejahilan dan kerusakan.
# Dasar Hukum Larangan Berprilaku Munafik
Untuk melandasi pengertian terhadap larangan berprilaku munafik, ada ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan munafik terdapat dalam surat At-Taubah ayat 68 :
Artinya:” Allah mengancam orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang kafir dengan neraka jahanam, mereka kekal di dalamnya. Cukuplah neraka itu bagi mereka, dan Allah melaknati mereka dan bagi mereka azab yang kekal.” (QS. At-Taubah : 68)
# Tanda-tanda orang Munafik
Menurut hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Iman Muslim adalah :
Artinya: Tanda-tanda orang munafik itu ada 3:
1. jika berbicara ia berdusta
2. jika berjanji ia mengingkari, dan
3. jika dipercaya ia berkhianat. (H.R Bukhari dan Muslim)
a.) Berdusta
Berkata bohong/dusta sering tidak kita sadari, baik dalam kadar yang kecil maupun besar . Padahal betapa keji dan nistanya perkataan dusta itu. Kebanyakan orang yang berdusta tujuannya untuk mencari keuntungan pribadi atau golongan serta membela diri yang tidak pada tempatnya.
Tetapi ada jenis dusta yang dibolehkan oleh agama, artinya hukumnya boleh atau bahkan mungkin bias jadi menjadi wajib, yaitu :
Pertama, dalam rangka mencegah terjadinya pertumpahan darah / saling bunuh membunuh.
Kedua, menyelamatkan jiwa orang baik dari penganiyaan orang zhalim.

b.) Mengingkari janji
Ada ungkapan “Janganlah engkau berjanji jika tak mau menepatinya.” Karena kalu sudahmenjatuhkan kata-kata janji itu adalah hutang. Maka sangatlah berat hukumnya bagi orang yang tidak mau membayar hutang, sehingga perkara hutang ini akan terus dibawa kea lam akhirat nanti.
Ada beberapa sebab orang tidak menepati janji antara lain : ingin lari dari tanggungjawab, ingin mencari keuntungan, ingin mengicuh orang yang diberi janji karena sebelumnya menaruh dendam/perasaan tidak simpati/ tidak menempati janji.

c.) Berkhianat
Amanat itu adalah titipan tanggungjawab yang harus dipikul dan dijalankan dengan baik dan benar sesuai dengan yang memberi amanat. Jenis amanat banyak sekali misalnya amanat jabatan, amanat pemberian anak, kedudukan suami/istri dalam keluarga/ titipan sesuatu untuk disampaikan kepada yang berhak, baik yang bersifat materi maupum immateri.



Allah SWT berfirman :
Artinya :” Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya.”(QS. An-Nisa : 58)
# Perilaku dan Sifat – sifat orang Munafik
Selain perilaku-perilaku di atas, cirri-ciri orang-orang munafik yang lain adalah sebagai berikut.
1. Berpenyakit hati ( QS. Al-Baqarah : 10)
2. Menipu diri sendiri tetapi tidak disadari (QS. Al-Baqarah : 9)
3. Pengecut.
4. Bermuka dua
5. Sombong
6. Penakut
7. Kikir.

Setiap munafik memiliki dua wajah: satu wajah saat bertemu orang-orang beriman, dan wajah yang lain saat bertemu dengan kawan-kawannya dari kalangan kaum mulhid (kafir). Dia memiliki dua lisan: satu lisan saat bertemu dengan kaum mukminin dan lisan yang lain untuk mengungkapkan rahasia bathin mereka yang tersembunyi.
Allah SWT berfirman, “Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan, ‘Kami telah beriman.’ Dan bila mereka kembali kepada syaitan-syaitan mereka, mereka mengatakan, ‘Sesungguhnya kami sependirian denganmu, kami hanyalah berolok-olok’.” (Al-Baqarah: 14).
Mereka berpaling dari Al-Qur'an dan As-Sunnah untuk mengolok-olok dan melecehkan orang yang berpegang teguh dengan keduanya. Mereka tidak mau tunduk kepada hukum Al-Qur'an dan As-Sunnah. Allah SWT berfirman, “Allah akan (membalas) olokan-olokan mereka dan membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan mereka.”(Al-Baqarah: 14).

# Sumber kemunafikan
Pertama: Tidak mampu berhadapan langsung.
Sesungguhnya musuh-musuh Islam, ketika tidak mampu memgadakan perlawanan secara langsung, mereka menggunakan pakaian nifak (kemunafikan) untuk meneruskan permusuhan dan perlawanannya. Musuh-musuh Rasul Saw saat itu menampakkan permusuhan terhadapnya. Tetapi mereka menampakkannya dengan kepatuhan dan ketundukan ketika Rasul dapat mengalahkan mereka. Dan mereka melanjutkan permusuhannya terhadap Islam dengan menyembunyikan kekafirannya.
Kedua: Mental yang lemah
Orang-orang yang lemah jiwanya, penakut dan tidak mempunyai keberanian untuk memprotes dan berkata-kata dalam menentang lawan-lawannya senantiasa berusaha menggunakan nifak sebagai jalan hidupnya. Mereka tidak berani berhadapan langsung, tetapi menampakkan persetujuannya dengan semua orang.
Ketiga: Cinta dunia
Sesungguhnya kemunafikan internasional pada masa sekarang ini disebabkan karena cinta dunia. Sesungguhnya sebab terjadinya nifak dan bermuka dua dalam bermuamalah dan adanya berbagai undangan untuk menghormati hak-hak manusia yang dilakukan oleh negara-negara super power dan berbagai hal dan diamnya beberapa negara pada hal-hal lainnya, meskipun telah terjadi berbagai kejahatan terhadap manusia adalah karena cinta dunia.
(http://telagahikmah.org/id/index.php?option=com_content&task=view&id=46&Itemid=1)



















BAB III
PENUTUP


KESIMPULAN

Benih kemunafikan tumbuh di atas dua penyangga, yaitu kebohongan dan riya'. Tempat keluarnya dari dua sumber, yaitu lemahnya ilmu dan lemahnya 'azam (ketetapan hati/niat). Jika terkumpul keempat rukun ini, kemunafikan akan tumbuh subur dan kokoh. Akan tetapi, gelombang air bah menyeretnya ke tepi jurang kehancuran. Manakala mereka melihat gelombang hakikat dan kenyataan pada hari ditampakkan segala yang tersembunyi dan disingkapnya tirai, dibangkitkan apa yang ada dalam kubur dan diperlihatkan apa yang terselip dalam dada, mereka melihat hasil usahanya bagaikan fatamorgana. Allah SWT berfirman, "Yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu dia tidak mendapati sesuatu apa pun. Dan didapatinya (ketetapan) Allah di sisinya, lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan amal-amalnya dengan cukup dan Allah adalah sangat cepat perhitungan-Nya." (An-Nuur: 39).
Amat besar sekali dosa orang-orang yang Munafik dan Riya dihadapan Allah SWT. Perbuatannya sangat tercela di hadapan-Nya, karena selain akan merugikan diri juga dapat membahayakan orang lain, memecahkan kesatuan dan persatuan serta menimbulkan konflik yang besar dalam masyarakat, bahkan terjadinya peperangan bila kemunafikan terjadi.














DAFTAR PUSTAKA



Mutmainah, M.S Anwari. 2007. “Pendidikan Agama Islam SMA/MA kelas XI”. Jakarta : Piranti Darma Kalokatama.
Umam, Chatibul,dkk. 1994. “ Aqidah Akhlak untuk Madrasah Aliyah”. Kudus : Menara Kudus
Tim MGMP Pendidikan Agama Islam. 2005. PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas x. Jakarta : Dongpong Karya.
Yunus Mohamad, Syamsuri. 2000. ”Pendidikan Agama Islam SMU kelas 1”. Jakarta : PENERBIT ERLANGGA.
Anwar , Junaidi dkk. 2005. “AGAMA ISLAM lentera kehidupan “. Jakarta : Yudistira.

Situs Internet :
- http://mantoakg.blogspot.com/2010/11/bahaya-riya.html
- http://www.facebook.com/topic.php?uid=244147677489&topic=16085
- http://alislamu.com/larangan/39-dalam-aqidah/1078-larangan-berbuat-munafik.html