My World

My World

Selasa, 18 Desember 2012

MAKALAH PKM 2


BAB I
PENDAHULUAN

Guru adalah satu komponen manusiawi dalam proses belajar-mengajar, yang ikut berperan dalam usaha membentuk sumber daya manusia yang potensial dibidang pembangunan. Oleh karena itu, guru harus berperan secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga professional, sesuai dengan tuntutan masyarakat yang makin berkembang. Dalam arti bertanggung jawab untuk membawa para siswanya pada suatu kedewasaan atau taraf kematangan tertentu.
Guru berfungsi sebagai pengajar, pendidik dan sekaligus sebagai pembimbing. Berkaitan dengan ini, guru memiliki peranan yang unik dan sangat kompleks di dalam proses belajar-mengajar, dalam usahanya mengantarkan siswa/anak didik ke taraf yang dicita-citakan. Oleh karena itu, setiap rencana kegiatan guru harus dapat didudukkan dan dibenarkan semata-mata demi kepentingan anak didik, sesuai dengan profesi dan tanggung jawabnya.






1

BAB II
PEMBAHASAN


A. Peran Guru dalam Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar. Dengan kata lain kegiatan-kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar-mengajar.
Suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika guru mampu mengatur siswa dan sarana pengajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pengajaran. Juga hubungan interpersonal yang baik antara guru dan siswa, siswa dengan siswa, itu merupakan syarat keberhasilan pengelolaan kelas. Pengelolaan kelas yang efektif merupakan prasyarat mutlak bagi terjadinya proses belajar mengajar yang efektif.
  • Prinsip Penggunaan
    1. Kehangatan dan keantusiasan
    2. Tantangan
    3. Bervariasi
    4. Keluwesan
    5. Penekanan pada hal-hal yang positif
    6. Penanaman disiplin diri.[1]
Dalam perannya sebagai pengelola kelas, guru hendaknya mampu mengelola kelas sebagai lingkungan belajar serta merupakan aspek dari lingkungan sekolah yang perlu diorganisasi, lingkungan ini diatur dan diawasi agar kegiatan-kegiatan belajar terarah kepada tujuan-tujuan pendidikan. Pengawasan terhadap belajar lingkungan itu turut menentukan sejauh mana lingkungan tersebut menjadi lingkungan belajar yang baik. Lingkungan yang baik adalah yang bersifat menantang dan merangsang siswa untuk belajar, memberikan rasa aman dan kepuasan dalam mencapai tujuan.
Tujuan umum pengelolaan kelas adalah menyediakan dan menggunakan fasilitas kelas untuk bermacam-macam kegiatan belajar dan mengajar agar mencapai hasil yang baik.
Sedangkan tujuan khususnya adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan alat-alat belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa bekerja dan belajar, serta membantu siswa untuk memperoleh hasil yang diharapkan.[2]
Peran guru pada kegiatan belajar siswa sangat menentukan prestasi siswa. Secara prinsip, guru memegang dua tugas sekaligus masalah pokok, yakni pengajaran dan pengelolaan kelas. Pengajaran dimaksudkan segala usaha membantu siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Sebaliknya, masalah pengelolaan berkaitan dengan usaha untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi sedemikian rupa sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efisien demi tercapainya tujuan pembelajaran.
Kegagalan seorang guru mencapai tujuan pembelajaran berbanding lurus dengan ketidakmampuan guru mengelola kelas. Indikator dari kegagalan itu seperti prestasi belajar murid rendah, tidak sesuai dengan standar atau batas ukuran yang ditentukan. 
Karena itu, pengelolaan kelas merupakan kompetensi guru yang sangat penting dikuasai dalam rangka proses pembelajaran. Karena itu setiap guru dituntut memiliki kemampuan dalam mengelola kelas.[3] 
Proses belajar mengajar di dalam kelas hakikatnya akan melibatkan semua unsur yang ada di dalam sekolah. Akan tetapi secara langsung akan terlibat hal-hal sebagai berikut:
  1. Guru sebagai pendidik
  2. Murid sebagai yang dididik
  3. Alat-alat yang dipakai
  4. Situasi dalam dan lingkungan kelas
  5. Kelas itu sendiri
  6. Dan lain-lain yang sewaktu-waktu terjadi.
Dalam pengelolaan kelas selanjutnya, maka guru melalui pimpinan sekolah harus mengadakan kegiatan-kegiatan antara lain:
  1. Menyusun kelasnya dengan baik
  2. Menyusun jadwal pelajaran
  3. Merencanakan aktifitas kelas bagi murid dengan bimbingan guru
  4. Guru dalam melaksanakan tugas harus terlebih dahulu mempersiapkan diri dengan bahan-bahan pelajaran sebelum berdiri di depan kelasnya
  5. Guru menciptakan situasi kelas yang baik.[4]

B. Keterampilan Mengelola Kelas
            Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar. Dengan kata lain kegiatan-kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar. Yang termasuk ke dalam hal ini misalnya penghentian tinglah laku siswa yang menyelewengkan perhatian kelas, pemberian ganjaran bagi ketepatan waktu penyelesaian tugas oleh siswa, atau penetapan norma kelompok yang produktif.
Suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika guru mampu mengatur siswa dan sarana pengajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pengajaran. Juga hubungan interpersonal yang baik antara guru dan siswa, siswa dengan siswa merupakan syarat keberhasilan pengelolaan kelas. Pengelolaan kelas yang efektif merupakan pra syarat mutlak bagi terjadinya proses belajar mengajar yang efektif.
Komponen Keterampilan Pengelolaan Kelas :
1.            Sikap tanggap
Tanggap terhadap perhatian, keterlibatan, ketidak acuhan, dan ketidakterlibatan siswa dalam tugas-tugas dikelas. Siswa merasa bahwa guru hadir bersama mereka dan tau apa yang mereka perbuat.
2.            Membagi perhatian
Pengelolaan kelas yang efektif terjadi bila guru mampu memberi perhatian kepada beberapa kegiatan yang berlangsung dalam waktu yang sama.
3.            Memusatkan perhatian
Kegiatan siswa dalam belajar dapat dipertahankan apabila dari waktu ke waktu guru mampu memusatkan perhatian kelompok terhadap tugas-tugas yang dilakukan.
4.            Memberikan petunjuk yang jelas
Hal ini berhubungan dengan cara guru dalam memberikan petunjuk agar jelas dan singkat dalam pelajaran sehingga tidak terjadi kebingungan pada diri siswa.
5.            Memberi teguran
Apabila terjadi tingkah laku siswa yang mengganggu kelas atau kelompok dalam kelas, hendaklah guru menegurnya secara verbal.
6.            Memberi penguatan
Dalam hal ini guru dapat menggunakan 2 macam cara sebagai berikut:
    1. guru dapat memberikan penguatan kepada siswa yang mengganggu, yaitu dengan jalan “menangkap” siswa tersebut ketika ia sedang melakukan tingkah laku yang tidak wajar, kemudian menegurnya.
    2. Guru dapat memberikan penguatan kepada siswa yang bertingkah laku wajar dan dengan demikian menjadi contoh atau teladan tentang tingkah laku positif bagi siswa yang suka mengganggu.[5]

# Hal-hal yang perlu dihindari :
1. Campur tangan yang berlebihan
            Apabila guru menyela kegiatan yang sedang asik berlangsung dengan komentar, pertanyaan, atau petunjuk yang mendadak, kegiatan itu akan terganggu atau terputus.
2. Kelenyapan
            Hal ini terjadi jika guru gagal secara tepat melengkapi suatu instruksi, penjelasan, petunjuk atau komentar, dan kemudian menghentikan penjelasan atau sajian tanpa alasan yang jelas.
3. Ketidaktepatan memulai dan mengakhiri kegiatan
            Hal ini dapat terjadi bila guru memulai suatu aktifitas tanpa mengakhiri aktifitas sebelumnya mengakhiri kegiatan pertama, memulai yang kedua, kemudian kembali kepada kegiatan yang pertama lagi.
4. Penyimpangan
            Akibat guru terlalu asyik dalam suatu kegiatan atau bahan tertentu memungkinkan ia dapat menyimpang.
5. Bertele-tele (Overdwelling)
            Kesalahan ini terjadi bila pembicaraan guru bersifat mengulang-ulang hal-hal tertentu, memperpanjang keterangan atau penjelasan, mengubah teguran yang sederhana menjadi ocehan atau kupasan yang panjang.[6]



Mengajar merupakan suatu perbuatan yang memerlukan tanggung jawab moral yang cukup berat. Berhasilnya pendidikan pada siswa sangat bergantung pada pertanggungjawaban guru dalam melaksanakan tugasnya. Mengajar merupakan suatu perbuatan atau pekerjaan yang bersifat unik, tetapi sederhana.
Dikatakan unik karena hal itu berkenaan dengan manusia yang belajar yakni siswa, dan yang mengajar yakni guru, dan berkaitan erat dengan manusia di dalam masyarakat yang semuanya menunjukkan keunikan. Dikatakan sederhana karena mengajar dilaksanakan dalam keadaan praktis dalam kehidupan sehari-hari, mudah dihayati oleh siapa saja.
Mengajar pada prinsipnya membimbing siswa dalam kegiatan belajar  mengajar atau mengandung pengertian bahwa mengajar merupakan suatu usaha mengorganisasi lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan pengajaran yang menimbulkan proses belajar.[7]
Guru tidak hanya diperlukan oleh para murid di ruang kelas, tetapi juga diperlukan oleh masyarakat lingkungannya dalam menyelesaikan aneka ragam permasalahan yang dihadapi masyarakat. Tampaknya masyarakat mendudukkan guru pada tempat yang terhormat dalam kehidupan masyarakat, yakni di depan memberi suri taulada, di tengah-tengah membangun, dan di belakang memberikan dorongan dan motivasi (Ing ngarso sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani).



BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Dalam pengelolaan kelas yang dilakukan oleh seorang guru mampu mengatur siswa dan sarana pengajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pengajaran. Pengelolaan kelas ini mempunyai tujuan umum dan tujuan khusus, yaitu :
Tujuan umum :    Pengelolaan kelas adalah menyediakan dan menggunakan fasilitas kelas untuk bermacam-macam kegiatan belajar dan mengajar agar mencapai hasil yang baik.
Tujuan khusus :  Mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan alat-alat belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa bekerja dan belajar, serta membantu siswa untuk memperoleh hasil yang diharapkan.
3.2 SARAN
Saran yang dapat disampaikan yaitu agar seorang guru melaksanakan tugas, peran, dan tanggung jawab seorang guru dengan baik. Profesi guru berbeda dengan profesi lainnya. Perbedaan tersebut terletak dalam tugas dan tanggung jawab yang besar serta kemampuan dasar yang disyaratkan (kompetensi).


DAFTAR PUSTAKA


Darajat, Zakiah, dkk.  Metodologi Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara. 1996.
Usman, Uzer.  Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 1995.
# Situs internet dengan alamat :
http://cafebaca.blogspot.com/2009/09/peranan-guru-dalam-pengelolaan-kelas.html.



[1] Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1995), hlm. 97-98.
[2] Ibid, hlm. 10.
[3] http://cafebaca.blogspot.com/2009/09/peranan-guru-dalam-pengelolaan-kelas.html (Kamis, 21 April 2011, Pukul 09:45)
[4] Zakiah Darajat, dkk, Metodologi Pengajaran Agama Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), hlm. 63-64.
[5] Uzer Usman, Op Cit,  hlm.97-100
[6] Ibid, hlm. 101
[7] Ibid,  hlm. 6.                                                                                                                    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar